Berita Sukoharjo

Dokter Terduga Teroris di Sukoharjo Alumni UNS Solo, Sehari-hari Buka Praktik di Rumah

Status terduga teroris Sukoharjo, dr S, sebagai alumni UNS juga dibenarkan Dekan FK UNS Prof Dr Reviono, Sp.P(K), Jumat (11/3/2022).

Editor: rika irawati
TribunSolo.com/Vincentius Jyestha
Jenazah terduga teroris dokter S, tiba di rumah duka di Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (10/3/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SUKOHARJO - Dies Natalis UNS Solo ke-46 diwarnai kabar kurang menyenangkan. Alumnus kampus di Kota Bengawan itu, dokter S, tewas tertembak saat akan ditangkap tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Rabu (9/3/2022) malam.

Penangkapan itu terjadi di Dusun Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

Dikutip dari Tribunsolo.com, S merupakan alumni Fakultas Kedokteran (FK) UNS tahun 1986.

Kesehariannya, S yang merupakan dokter umum itu membuka praktik di rumahnya di Kelurahan Gayam, Kacamatan/Kabupaten Sukoharjo.

Status dr S sebagai alumni UNS juga dibenarkan Dekan FK UNS Prof Dr Reviono, Sp.P(K), Jumat (11/3/2022).

"Setahu saya, betul. Cuma, saya belum cek, masih konsentrasi di Sidang Terbuka Senat," kata dia saat dikonfirmasi.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sukoharjo, Kades: Kaur Desa Bilang Ada Suara Dor-doran

Baca juga: Tak Hanya Kontak Senjata, Penangkapan Terduga Teroris di Sukoharjo Juga Diwarnai Kejar-kejaran Mobil

Baca juga: Tangkap Warga Sukoharjo, Densus 88 Bawa Laptop dan HP dari Rumah Orangtua di Baki

Selama membuka praktik di rumah, dr S dikenal sebagai dokter yang dermawan.

Hal ini diungkapkan rekan sejawat yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr Arif Budi Satria.

Menurut Arif, S masih aktif menjadi dokter.

"Betul, beliau dokter umum. Masih aktif. Kemudian, beliau berpraktik untuk sosial. Banyak yang digratiskan oleh beliau," ujar dr Arif, ketika dihubungi TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).

Meski membenarkan profesi S, Arif mengaku tak mengenal secara personal sosok S.

Dirinya mengaku jarang bertemu S yang juga anggota IDI Sukoharjo.

"Kami jarang ketemu. Tetapi, sebagai sesama anggota IDI, tentu tahu. Karena beliau kan kalau mengurus surat izin praktik ke kami sebagai pengurus, administrasi dan lain-lain harus tahu, nomor anggota induknya berapa, habis surat izin praktik kapan. Kalau sebagai personal, tidak, kenal dekat tidak," jelasnya.

Di sisi lain, Arif menyatakan prihatin karena dalam kasus ini, profesi dokter terlalu disorot.

Menurutnya, kegiatan seseorang tidak bisa disangkutpautkan atau dipandang dari profesi.

Hanya saja, dikatakannya, IDI Sukoharjo turut berbelasungkawa karena satu rekan sejawat mereka harus kehilangan nyawa.

"Kami prihatin karena yang diblow up dokternya. Padahal, mengenai kegiatan, perilaku masing-masing kan bukan berbasis profesi tapi lebih ke pribadi. Jadi, kami prihatin," kata Arif.

Dari beberapa kali konfirmasi kepada pihak kepolisian dan beberapa kali pula kepolisian menghubungi, Arif mengatakan, hingga saat ini, status S masih terduga teroris dan bukannya teroris.

Baca juga: Lantik PPPK Nonguru Purbalingga, Bupati Tiwi Minta ASN Inovatif dan Tak Terjebak Rutinitas

Baca juga: Ganjar Gelontorkan Ratusan Miliar untuk Siswa SMA/SMK Swasta di Jateng

Baca juga: Jonathan Christie Positif Covid, Bagaimana Nasibnya di All England 2022?

Baca juga: Dua Bocah Asal Gunung Kidul Tewas di Sungai Tuntang Grobogan, Main saat Berkunjung ke Rumah Kakek

Namun demikian, Arif enggan mengomentari lebih jauh terkait kasus yang menjerat S karena merasa bukan ranahnya berkomentar.

"Kami sudah beberapa kali dihubungi kepolisian maupun kami mengonfirmasi ke sana. Ini masih terduga sebenarnya, beliau. Tapi, dalam proses penegakannya, terjadi tindakan keras yang sampai menimbulkan kematian pada beliau."

"Ya, kita tunggu saja proses hukumnya beliau," imbuh dia.

"Tapi, kami karena tidak mengenal secara personal dan tidak tahu kasusnya seperti apa, ya tidak bisa berkomentar mengenai kasusnya. Hanya bisa berharap, ini selesai dengan baik," harap dia. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Dokter Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Sukoharjo Ternyata Lulusan FK UNS, Dikenal Dermawan.

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved