Berita Cilacap
Kisah Tragis Nan Pilu, Cerita Terpendam Benteng Pendem Cilacap
Selain dijadikan sebagai markas pertahanan, Benteng Pendem juga menjadi saksi bisu kekejaman Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: mamdukh adi priyanto
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP- Benteng Pendem Cilacap yang memiliki nama asli Kustbatterij op de Landtong te Cilacap dulunya merupakan markas pertahanan Belanda.
Benteng yang dibangun secara bertahap oleh pemerintah Belanda sejak 1861 hingga 1879 ini terlihat masih kokoh berdiri.
Selain dijadikan sebagai markas pertahanan, Benteng Pendem juga menjadi saksi bisu kekejaman Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Baca juga: Wisata Benteng Pendem Cilacap Ramai Dikunjungi Pelancong saat Libur Hari Raya Nyepi
Baca juga: Taman Wisata Sentana Sumpiuh Banyumas, Kolam Renang di Pegunungan, Ada Sate Sepanjang 1,5 Meter
Tour guide Benteng Pendem Cilacap, Ndadit Sutrisno menceritakan bahwa pada kala itu Benteng Pendem dibangun dengan tenaga dan keringat rakyat Indonesia, dalam sistem kerja paksa atau yang terkenal dengan kerja rodi.
Saat proses pembanguan benteng, bahkan pemerintah Belanda sama sekali tidak turun tangan, mereka hanya merancang model bangunan saja.
"Pinternya Belanda ya itu, mereka hanya sebagai arsitek saja.
Kalau kerja ini semuanya yang membangun rakyat Indonesia, mereka kerja paksa," jelas Ndadit Sutrisno, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Siswa Korban Kecelakaan Bus di Purbalingga Dapatkan Pendampingan Psikolog, Diduga Alami Trauma
Diceritakan pula bahwa saat itu, tak sedikit rakyat pribumi yang tewas akibat adanya kerja rodi di Benteng Pendem.
Kejamnya, pemerintah Belanda sama sekali tidak mengobati setiap rakyat pribumi yang sakit akibat kerja rodi, melainkan mereka mengeksekusinya secara langsung.
"Jadi, dulu kalau rakyat yang disiksa kerja rodi ini sakit, mereka tidak diobati tetapi langsung dibunuh, dieksekusi," kata Ndadit.
Baca juga: Bus Pariwisata Tabrak Tebing di Bayeman Purbalingga: Diduga Rem Blong
Alasan dilakukannya eksekusi tak lain agar rakyat pribumi lain tidak mengetahui bagaimana kejamnya kerja rodi pembangunan markas pertahanan milik Belanda ini.
Penderitaan lain yang dirasakan rakyat Indonesia yaitu wanita pribumi kala itu dijadikan sebagai budak seks tentara Belanda.
"Dulu perempuan-perempuan pribumi ini sengaja didatangkan ke sini untuk dijadikan sebagai budak nafsunya tentara-tentara Belanda.
Banyak juga dari mereka yang meninggal di sini," katanya.
Baca juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Bayeman Purbalingga, Ini Kesaksian Korban Selamat
Ketika sudah tidak digunakan lagi, wanita-wanita budak seks ini kemudian dibunuh tentara Belanda.