Berita Bisnis
Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Pedagang Khawatir Gas Melon Langka
Kondisi ini membuat para pedagang mulai khawatir akan kelangkaan gas melon atau gas elpiji 3 kilogram (bersubsidi).
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: mamdukh adi priyanto
Pedagang ecer lain, Setiabudi yang memiliki toko di jalan Wotgandul Semarang menuturkan, sejak adanya penyesuaian harga gas elpiji nonsubsidi, penjualan gas elpiji bersubsidi semakin meningkat.
Dikatakan, jika biasanya ia mampu menjual sekitar 30 gas elpiji melon, dengan kenaikan harga nonsubsidi kini ia mampu menjual sekitar 40 gas elpiji melon.
"Gas Melon sekarang laris, karena banyak yang beralih ke tabung kecil (melon).
Biasanya sehari terjual sekitar 30 tabung, sekarang 40 tabung," ungkapnya.
Namun di sisi lain, Setiabudi menjelaskan, penjualan gas nonsubsidi kini menurun drastis.
Bahkan ia menyebut tidak menentu setiap harinya.
Baca juga: Angka Kematian Akibat Covid Tembus 61 Kasus, Wakil Bupati Banyumas: Kebanyakan Belum Vaksin
Biasanya, kata dia, dalam sehari ia mampu menjual tiga tabung gas elpiji 12 kilogram.
Namun ia kini hanya mampu menjual satu tabung gas 12 kilogram sejak kenaikan harga berlaku.
Menurutnya, hal ini juga turut mengurangi keuntungan yang ia peroleh setiap harinya.
"Di (toko) saya biasanya sehari terjual minimal tiga tabung 12 kilogram.
Sekarang jarang, paling seminggu sekali atau dua kali.
Sejak harga naik ini baru laku satu. Kalau yang 5,5 kilogram tidak laku.
Dampak kenaikan harga, mengurangi keuntungan yang ada," ungkapnya.
Baca juga: Marcello Tahitoe atau Ello Jadi Vokalis Anyar Dewa 19
Sementara itu, Setiabudi menyebutkan, sejauh ini ia belum memperoleh standar harga gas elpiji.
Namun dikatakan, ia mengikuti harga pasar yang ada saat ini.