Konflik Rusia Ukraina
Konflik Rusia-Ukraina, Romulo: Tak Ada Potensi Perang Dunia 3, Ibarat Mantan Pacar Diajak Balikan
Sejumlah warga dunia ketakutan apabila invasi Rusia ke Ukraina bisa memicu Perang Dunia 3.Romulo menyatakan invasi tersebut tidak memiliki potensi itu
Penulis: amanda rizqyana | Editor: mamdukh adi priyanto
Pada 2013, Presiden Ukraina yang digulingkan Viktor Yanukovych meninggalkan Ukraina ke Moskow dengan alasan kesehatan.
Saat melarikan diri, Viktor meninggalkan tempat tinggal yang sangat mewah bila dibandingkan sebagian masyarakat Kyiv saat itu.
Menurut Romulo, oligarki politik dan korupsi di Ukraina sangat luar biasa yang kemudian oleh masyarakat Ukraina, rumah Viktor dijadikan sebagai museum korupsi.
"Pada 2019 Presiden Volodymyr Zelenskyy yang memiliki latar belakang komedian, aktor, penulis naskah terpilih sebagai presiden karena masyarakat Ukraina sudah tidak percaya lagi dengan politisi," ungkapnya.
"Secara sederhana, relasi Rusia dan Ukraina seperti saudara tua yang tidak pernah percaya adiknya hendak merantau, yang meminta adiknya tidak boleh jauh-jauh dan tetap dalam pandangan," tambahnya.
Dengan situasi politik dan keamanan saat ini, sangat mudah bagi masyarakat Ukraina menggulingkan pemerintahan yang sah.
Pasalnya, pada beberapa kesempatan, Volodymyr menyampaikan pidato kepresidenan hanya menggunakan kaos.
Hal tersebut membuktikan bahwa situasi sedang tidak baik-baik saja.
Relasi Ukraina dan Rusia bisa juga diibaratkan mantan pacar yang diajak balikan menolak namun ketika sudah mendapatkan pasangan baru justru cemburu.
Ukraina merasa ditinggalkan oleh North Atlantic Threaty Organization (NATO) dan Amerika Serikat, NATO sendiri merupakan politik luar negeri Amerika Serikat di Eropa.
Amerika Serikat sendiri tengah menghadapi permasalahan inflasi 7 persen yang mengisyaratkan pemasukan lebih kecil dari pengeluaran negara.
"Kalau Joe Biden ngeyel membantu Ukraina, akan membuat inflasi Amerika Serika di angka 10-11 persen, karena anggaran negara fokus ke tentara.
Sementara, Amerika Serikat sendiri tengah fokus memperbaiki ekonomi, mengurus virus corona, dan melakukan pembangunan infrastruktur," tambah Romulo.
Romulo kembali menegaskan, tekanan internal Rusia untuk mengakhiri invasi dari para pelaku usaha sangat kuat karena oligarki politik Rusia kuat.
Tentu saja konsekuensi sanksi ekonomi sangat mempengaruhi para pelaku usaha besar.