Berita Kriminal
Kabur dari Kejaran Warga, Pencuri di Ngaliyan Semarang Nekat Lompat ke Sungai dan Alami Patah Kaki
Dua maling tepergok mencuri di kamar kos wilayah RT 09 RW 11, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jumat (11/2/2022).
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dua maling tepergok mencuri di kamar kos wilayah RT 09 RW 11, Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jumat (11/2/2022) sekira pukul 09.41 WIB.
Tak ingin tertangkap warga, dua maling ini langsung kabur membawa barang curian berupa dua cincin kawin seberat 5 gram.
Satu maling berhasil melarikan diri mengendarai motor Honda Beat hitam tanpa nomor polisi, ke arah selatan.
Satu maling lain yang melarikan diri ke arah utara, berhasil dikepung warga.
Lantaran terdesak, maling itu menceburkan diri ke sungai dan mengalami patah kaki.
"Iya, maling menceburkan diri ke Sungai Tambakaji," terang warga, Dimas.
Baca juga: Stadion Jatidiri Semarang Makin Megah. Saat Renovasi Selesai, Bakal Undang Timnas untuk Uji Coba
Baca juga: Kompetisi Koi Nasional di Semarang, Berhadiah Mobil dan Tiket Pesawat
Baca juga: PSIS Semarang Gagal Menang Lawan Tim Zona Degradasi, Dragan Kecewa Urusan Non-Teknis
Baca juga: Wali Kota Hendi Minta Warga Waspada, Kasus Covid di Kota Semarang Naik 10 Kali Lipat dalam 10 Hari
Dimas dan puluhan warga lantas mengepung pelaku.
Warga tidak bertindak anarkis namun meminta maling tersebut agar menyerah.
Satu warga lalu mendekati maling yang berendam di air sungai setinggi sekira 1 meteran.
Ternyata, maling tak bisa lari akibat kakinya patah.
"Mungkin, saat terjun, kena batu. Kaki kanan bagian tulang kering patah," imbuh Dimas.
Melihat maling buruan mereka tak berdaya, warga kemudian menghubungi pihak kepolisian.
Selain itu, warga menghubungi Damkar Kota Semarang untuk mengevakuasi korban dari sungai.
"Korban harus diangkat dari dasar sungai ke jalan yang tingginya sekira 3 meter. Kalau warga biasa, ga bisa karena perlu peralatan," bebernya.
Baca juga: Ajak Pelaku Wisata Gabung, TIC Purbalingga Ingin Berikan Informasi Lengkap ke Wisatawan
Baca juga: DPRD Banyumas Minta Pemerintah Sanksi E-Warung yang Salurkan Beras Apek ke Warga
Baca juga: Dapat Subsidi dari Pemkab Jepara, 3 Pulau di Karimunjawa Kini Bisa Nikmati Listrik 24 Jam Per Hari
Baca juga: Cegah Penularan Covid, RSUD Majenang Cilacap Hanya Izinkan Pembesuk Pasien yang Sudah Vaksin
Tim Damkar Kota Semarang yang di lokasi kejadian kemudian mengevakuasi korban.
Sebelumnya, korban dilakukan pembidaian di kaki kanan dengan kayu bidai.
Selepas itu, tubuh korban diangkat menggunakan tandu.
Kondisi maling awalnya memakai kemeja motif kotak-kotak warna merah.
Tapi, dilucuti agar mudah melakukan penanganan pertolongan pertama sehingga kondisi maling saat dievakuasi hanya memakai celana dalam.
Menurut Dimas, selama proses evakuasi, maling terus menutup matanya seperti pingsan.
Tapi, saat diberi minum warga, dia langsung sadar.
"Ya, ada warga yang kasihan kemudian diberi air dingin sama diberi kain selendang agar tubuh ga kedinginan," jelas Dimas.
Di sisi lain, sebenarnya, banyak warga yang gemas terhadap pelaku.
Namun, para pemuda di tempat itu enggan menghadiahi pelaku dengan bogem mentah.
"Sudah gatel, masak wajah maling masih bersih gitu. Tapi, mau tak elus-elus ga boleh sama pak RT," ucap seorang pemuda yang enggan disebutkan namanya.
Pelaku yang memiliki tato di lengan kanan atas itu kemudian dibawa anggota Unit Reskrim Polsek Ngaliyan ke RS Tugu untuk mendapatkan perawatan medis.
Polisi juga membawa barang bukti berupa hasil curian berupa cincin dan satu tas ransel warna hitam.
Kasus pencurian itu masih diselidik pihak Kepolisian, Tribunbanyumas.com masih berupaya mengkonfirmasi ke Polsek Ngaliyan. (*)
