Berita Kebumen
Kain Tenun Desa Seboro Kebumen Tembus Pasar Timur Tengah, Berawal dari Warga Belajar di Jepara
Desa Seboro RT 02 RW 08, Kecamatan Sadang, Kebumen, menyimpan potensi ekonomi besar dari aktivitas menenun.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN - Desa Seboro RT 02 RW 08, Kecamatan Sadang, Kebumen, menyimpan potensi ekonomi besar dari aktivitas menenun.
Setidaknya, ada 30 warga di kampung tersebut yang setiap hari bekerja sebagai pengrajin kain tenun di bawah CV Kartinasia Jaya.
Jangan tanya kualitas. Kain tenun hasil karya warga Kebumen ini sudah dipasarkan ke luar daerah, semisal Bali, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Bahkan, ada juga yang diekspor ke Bahrain, Timur Tengah.
Nasihin, ketua Kelompok Pengrajin Tenun Kartinasia Jaya mengatakan, usaha kain tenun di desanya sudah cukup lama.
Baca juga: Penanganan Pungli di Pasar Tumenggungan Belum Berakhir, Bupati Kebumen Minta Polisi Tindak Pelaku
Baca juga: Beberapa Remaja Diciduk Petugas, Asyik Tenggak Miras di Room Karaoke Wilayah Kutowinangun Kebumen
Baca juga: Angka Kemiskinan di Kebumen Diklaim Turun Jadi 6,03%, Bupati Berharap Kemiskinan Ikut Turun
Baca juga: Keluarga Bocah Tenggelam Pantai Suwuk Dapat Santunan, Bupati Kebumen: Ada Asuransi di Obwis Pemkab
Ini tak lepas dari peran Nanang Setiawan, warga yang punya keahlian membuat tenun, saat tinggal di Jepara, Jawa Tengah.
Setelah mahir, Nanang kemudian mengembangkan di Kebumen.
"Awalnya, dia belajar tenun di Jepara, kebetulan istrinya orang sana. Setelah bisa, dia pulang ke Kebumen dan menggerakkan masyarakat untuk belajar menenun," jelas Nasihin, Senin (31/1/2022).
Produksi yang dihasilkan warga berupa sarung dan kain tentun.
Dalam sehari, seorang pengrajin bisa menghasilkan satu sarung. Atau, per hari, mereka bisa memproduksi 5 meter kain.
Sarung dan kain tenun itu dijual Rp 220 ribu per sarung dan Rp 60 ribu per meter kain tenun.
Selain sarung, pengrajin juga membuat baju dan aksesoris tenun.
"Kami masih butuh permodalan. Terutama, untuk beli alat tenun, benang, dan penyediaan tempat produksi. Karena, tempatnya sempit, banyak warga yang akhirnya menenun di rumah," jelasnya.
Nasihin berharap, usaha kain tenun ini bisa semakin banyak memberdayakan masyarakat.
Sehingga, desanya bisa maju dan Kecamatan Sadang terbebas dari kemiskinan ekstrem.