Berita Banjarnegara
Belum Ditinggalkan. Petani di Jenggawur Banjarnegara Masih Gunakan Bajak Kerbau, Ini Manfaatnya
Namun, belum semua petani meningalkan bajak tradisional itu. Di Desa Jenggawur, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, misalnya.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Perkembangan teknologi dan mesin telah menggeser peralatan tradisional, termasuk alat bajak sawah.
Para petani beralih dari bajak kerbau ke traktor lantaran dinilai lebih cepat dan efisien.
Namun, belum semua petani meningalkan bajak tradisional itu. Di Desa Jenggawur, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, misalnya.
Di sebuah sawah milik petani, dua pasang kerbau berjalan mengitari lahan.
Setiap pasang kerbau menyeret garu atau luku. Kerbau itu dikendalikan petani pembajak berbekal pelecut.
Kaki kerbau yang menancap dalam di kubangan lumpur membuat jalannya berat.
Sampai kerbau itu terlihat kelelahan, petani baru mengistirahatkannya.
Baca juga: Bahaya Omicron Mengintai, Plh Bupati Banjarnegara Minta Warga Tak Abaikan Protokol Kesehatan
Baca juga: Wakapolres dan Kasat Reskrim Polres Banjarnegara Diganti, Ini Sosoknya
Baca juga: Lewat Program Pelatihan, Kadin Banjarnegara Dorong Siswa SMK Negeri 1 Bawang Jadi Pengusaha Donat
Baca juga: Perawat Boleh Buka Praktik Khitan? Praktisi Kedokteran Banjarnegara: Masih Perlu Payung Hukum
Kerbau-kerbau itu digiring ke lapangan rumput untuk mencari makan.
Dua petani pemilik kerbau itu juga beristirahat sembari menikmati bekal makanan.
"Saya membajak menggunakan kerbau sejak (saya) umur 25 tahun," kata Santosa, pembajak sawah yang kini berusia 65 tahun, Senin (24/1/2022).
Hingga sekarang, ia masih bertahan dengan mata pencahariaannya itu.
Meski sekarang banyak petani beralih ke traktor untuk membajak, menurut dia, masih banyak juga petani yang lebih suka memakai jasa bajak kerbau.
Di luar keterbatasannya, bajak kerbau tetap memiliki keunggulan.
Menurut dia, kerbau bisa membajak tanah lebih dalam ketimbang mesin traktor. Ini memengaruhi kualitas lahan untuk menumbuhkan tanaman.
Selain itu, kotoran dan air kencing kerbau yang jatuh sekaligus menjadi pupuk alami untuk menyuburkan lahan.