Berita Ekonomi Bisnis
Minyak Goreng Kemasan dan Cabai Rawit Harganya Masih Selangit, Pemkab Kendal Rencanakan Ini
Di Kabupaten Kendal, harga minyak goreng kemasan kembali naik Rp 500 dari Rp 19.500 menjadi Rp 20.000 per kilogram.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Harga beberapa kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Kendal berangsur turun pada awal 2022 ini.
Seperti telur ayam, daging ayam, bumbu dapur, dan beberapa kebutuhan lainnya.
Akan tetapi, harga minyak goreng curah kemasan dan cabai rawit masih cukup tinggi.
Baca juga: Kendal Berstatus PPKM Level II, Dinkes Bersiap Datangi Tiap Sekolah, Gencarkan Testing dan Tracing
Baca juga: Kendal Terapkan PTM 100 Persen, Tahap Awal Cuma 4 Jam Pelajaran Setiap Hari
Baca juga: Capaian Vaksinasi Anak di Kendal Sudah 30 Persen, Target Dosis Pertama Rampung 15 Januari
Baca juga: PT Eclat Textile International Kendal Butuh 5.000 Tenaga Kerja, Perusahaan Ini Beroperasi di KIK
Kepala Disdagkop UKM Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, harga minyak goreng kemasan kembali naik Rp 500 dari Rp 19.500 menjadi Rp 20.000 per kilogram.
Sedangkan harga cabai rawit dipatok Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram.
Dia menjelaskan, tingginya harga minyak goreng curah kemasan masih menjadi permasalahan saat ini.
Pihaknya sudah melakukan operasi pasar minyak goreng sebanyak 3.180 liter pada akhir Desember 2021 seharga Rp 14.000 per kilogram di tiga tempat.
Hal itu belum cukup untuk menekan lonjakan minyak goreng yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
"Kami sudah ajukan lagi kuota minyak goreng ke provinsi sebanyak 10.000 liter."
"Nanti dapat berapa alokasi yang rencananya, akan kami lakukan operasi pasar di Pasar Relokasi Weleri seharga Rp 14.000 per kilogram," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/1/2022).
Selain minyak goreng, sebut Ferinando, harga cabai rawit merah dan rawit hijau belum mengalami penurunan signifikan.
Cabai rawit merah dibandrol Rp 50.000 per kilogram, dan cabai rawit hijau dibandrol Rp 60.000 per kilogram.
"Cabai rawit merah ini sempat di angka Rp 70.000 per kilogram pada akhir 2021."
"Sedangkan cabai rawit hijau diharga Rp 65.000 per kilogram."
"Sudah turun, tetapi masih cukup tinggi," jelasnya.
Ferinando menyebut, tingginya harga minyak goreng dikarenakan naiknya harga sawit dunia.
Sedangkan tingginya harga cabai dikarenakan faktor cuaca musim hujan yang mengakibatkan hasil panen cabai menurun.
Di sisi lain, harga telur ayam kini sudah menurun drastis dari Rp 31.000 per kilogram pada 31 Desember 2021, kini menjadi Rp 25.000 per kilogram.
Artinya sudah berada di harga acuan penjualan di konsumen yang ditetapkan pemerintah.
Sementara beberapa kebutuhan pokok lainnya berangsur stabil dengan harga yang bisa dijangkau masyarakat.
Seperti harga gula pasir Rp 12.500 per kilogram, daging ayam Rp 38.000 per kilogram, bawang merah Rp 24.000 per kilogram.
Bawang putih Rp 26.000 per kilogram, beras Rp 8.000 hingga Rp 11.500 per kilogram, dan beberapa kebutuhan lainnya.
"Minyak goreng yang masih jadi fokus kami."
"Semoga segera dapat alokasi bantuan dari provinsi untuk membantu masyarakat Kendal," harapnya.
Plt Kepala DPP Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menambahkan, tingginya harga komoditas cabai rawit dikarenakan hasil panen di Kendal sudah habis.
Sementara pasokan cabai rawit dari luar daerah juga berkurang.
"Beberapa sentra tanaman cabai, baru akan mulai melakukan penanaman."
"Jadi, harganya masih cukup tinggi di pasaran," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/1/2022).
Selain itu, Pandu menegaskan, harga telur ayam kini sudah mulai membaik dalam sepekan terakhir.
Khususnya harga di tingkat peternak di angka Rp 21.500 per kilogram.
Namun demikian, harga telur ayam di tingkat konsumen masih cukup tinggi karena pedagang masih menghabiskan stok lama dengan harga beli yang masih tinggi.
"Di pasaran harga telur ayam masih di angka Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram," jelasnya.
Menurut dia, penurunan harga telur di tingkat peternak disebabkan oleh produksi yang mulai banyak, populasi ayam yang mulai bertambah, dan gairah peternak yang meningkat.
Sedangkan permintaan mulai turun setelah melewati masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Sementara itu, peternak ayam petelur, Rila Hermawati (36) menjelaskan, harga telur ayam yang dikelolanya saat ini dibandrol Rp 19.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
Artinya sudah turun cukup signifikan dibanding harga beberapa waktu lalu.
Dengan harga eceran telur di tingkat konsumen Rp 25.000 per kilogram, Rila berharap, ada penyesuaian harga agar peternak tidak merugi dan masyarakat tetap bisa menjangkaunya.
Sehingga menurutnya, perlu peran serta pemerintah dalam mencarikan solusi terbaik untuk masyarakatnya.
"Kalau di tingkat peternak, harga telur sebenarnya sudah turun drastis."
"Di bawah harga acuan di tingkat peternak Rp 21.500 per kilogram."
"Ini yang perlu dicarikan solusianya agar masyarakat bisa membeli telur dengan harga murah."
"Peternaknya juga tidak merugi dengan harga di atas harga pokok produksi (HPP)," harapnya. (*)
Baca juga: Siswa SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara Diwajibkan Bawa Bekal Sendiri, Disebut Sudah Terbiasa Prokes
Baca juga: Embun Es Selimuti Kawasan Candi Arjuna Banjarnegara, Ini Penjelasan Resmi BMKG
Baca juga: Pasca Libur Nataru Kok Malah Naik? Dedy Yon Kaget Status PPKM Kota Tegal Jadi Level II
Baca juga: Rumah Heni Dua Kali Tersambar Petir, Begini Cerita Ngilu Ibu Tiga Anak Ini, Terjadi di Kota Tegal