Berita Banjarnegara Hari Ini
Embun Es Selimuti Kawasan Candi Arjuna Banjarnegara, Ini Penjelasan Resmi BMKG
Di puncak musim penghujan, embun es kembali menyelimuti area Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/1/2022
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Fenomena em bun upas di Dieng selalu menarik perhatian publik.
Kini, di puncak musim penghujan, embun es kembali menyelimuti area Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/1/2022).
Tak ada yang menyangka, fenomena embun upas terjadi saat curah hujan di Kabupaten Banjarnegara masih tinggi.
Baca juga: Serulingmas Zoo Banjarnegara Kembali Lengang, Dua Hari Akhir Pekan Capai 6.000 Wisatawan
Baca juga: Ditinggal Wisatawan, Kawasa Candi Arjuna Dieng di Banjarnegara Kembali Ditutupi Embun Es
Baca juga: Dieng Banjarnegara Diserbu Wisatawan, Libur Nataru Dikunjungi Lebih dari 30 Ribu Orang
Baca juga: YSMI Usulkan Soemitro Kolopaking Jadi Pahlawan Nasional, Bupati Banjarnegara Tiga Zaman
Di bidang meteorologi, em bun upas sebenarnya adalah fenomena biasa.
Hanya umumnya, fenomena ini terjadi pada saat puncak kemarau (periode Juni hingga Agustus).
Tak ayal, bun upas yang terjadi di musim penghujan tahun ini menimbulkan tanda tanya di benak publik.
"Hal ini memang merupakan suatu anomali."
"Karena massa udara pada saat musim penghujan umumnya lembab dan basah serta pengaruh monsum Asia cukup besar, " kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Sutikno kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (4/1/2022).
Menurut pantauan BMKG, dari data AWS (Automatic Weather Station) yang terpasang di Kawasan Candi Arjuna, dalam 3 hari belakangan ini terpantau kondisi cuaca di wilayah pegunungan Dieng didominasi cerah berawan sehingga pemanasan cukup maksimal.
Pada 1- 4 Januari 2022, menunjukkan curah hujan yang rendah di bawah 1 mm, dengan tutupan awan sedikit.
Sementara kelembapan udara terjadi perbedaan sangat signifikan pada siang hari yang rendah sekira 75 persen dan malam sampai dini hari mencapai di atas 98 persen.
Adapun kecepatan angin cenderung lemah/calm (dibawah 5 m/s).
Dia menjelaskan, em bun upas biasa terjadi akibat pengaruh menurunnya temperatur terhadap ketinggian.
Itu akan terjadi bila kondisi tutupan awan oktasnya rendah, serta perbedaan kelembaban udara maksimum dan minimum cukup lebar.