Berita Semarang Hari Ini
Sudah Sembilan Kejadian Longsor, Data BPBD Kota Semarang Sepanjang November 2021
Data BPBD Kota Semarang, tanah longsor telah terjadi sebanyak sembilan kali di Kota Semarang pada awal hingga pertengahan November ini.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Bencana longsor menjadi ancaman bagi warga Kota Semarang, selain banjir.
Menurut data BPBD Kota Semarang, tanah longsor telah terjadi sebanyak sembilan kali di Kota Semarang pada awal hingga pertengahan November ini.
Akibat kejadian tersebut, belasan rumah warga rusak dengan nilai kerugian ratusan juta Rupiah.
Baca juga: Masuk Semarang Digagalkan Bea Cukai, Bolpoin Tiruan Asal China, Total Ada 100 Karton
Baca juga: Sambut Hari Ayah, Sineas Kota Semarang Produksi Film Tiga Babak Bapak. Cerita 3 Bapak Hadapi Masalah
Baca juga: Undip Semarang Kenalkan Bus Anticovid, Diklaim Pertama di Indonesia, Berikut Spesifikasi Lengkapnya
Baca juga: Tempat Parkir di Stasiun Semarang Tawang Makin Luas, Tarif Inap Kendaraan Mulai Rp 17 Ribu
Rincian, pertama, tanah longsor menimpa dua rumah warga milik Sarjono warga RT 03 RW 03 dan Pipit RT 01 RW 04, Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Itu terjadi akibat dari hujan deras.
Korban jiwa nihil dan kerugian materiil diperkirakan Rp 50 juta, pada Kamis (4/11/2021).
Kedua, pondasi depan rumah milik Indra roboh di Jalan Pancur Sari RT 05 RW 04, Jangli, Kecamatan Tembalang, longsor setinggi 3 meter dan panjang 2,5 meter, pada Rabu (10/11/2021).
Ketiga, pada saat hujan deras terjadi tanah ambles di wilayah RT 01 RW 01, Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik. mengakibatkan tanah yang ambles sepanjang 15 meter, pada Rabu (10/11/2021).
Keempat, hujan deras yang mengakibatkan saluran air ambles menimpa rumah Joko Suyono di Jalan Sendang Gede, Banyumanik, pada Rabu (10/11/2021).
Kelima, talut rumah Neti sepanjang 6 x 7 meter longsor menimpa rumah Sumardi bagian ruang dapur dan kamar mandi, di Jomblang, Kecamatan Candisari, pada Rabu (10/11/2021).
Keenam, tembok proyek Perum Grand Armina Banyumanik sepanjang 25 x 8 meter mengenai rumah Gunawan bagian ruang tamu dan kamar tidur serta ruang makan di Puri Gedawang Indah, Gedawang, Kecamatan Banyumanik, pada Rabu (10/11/2021).
Ketujuh talut jalan sepanjang 10 x4 meter di depan rumah Suharminto longsor, Sekalongan, Kecamatan Gunungpati, pada Rabu (10/11/2021).
Kedelapan, talut sungai di wilayah Perumahan Griya Mulia Asri RT 05 RW 29, Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Titik longsor di samping talut sungai yang sudah dibronjong, ukuran panjang 20 meter dan tinggi 5 meter, pada Kamis (11/11/2021).
Kesembilan, longsor terjadi di rumah Mardi Hartono warga RT 08 RW 04 Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, menimpa tembok rumah Ponijem.
Tepatnya menimpa kamar mandi dan dapur milik dengan tinggi 5 meter, pada Jumat (12 /11/2021).
Kesembilan kejadian tersebut disebabkan hujan deras dengan intensitas yang terjadi di Kota Semarang.

Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono mengimbau, warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi memasuki di musim hujan ini.
Seperti aktif untuk mendeteksi adanya retakan tanah yang kemungkinan terjadi bencana longsor.
"Harus bersama-sama saling waspada untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (13/11/2021).
Sementara itu, Kepala Markas PMI Kota Semarang, Mugiyanto menjelaskan, setidaknya ada lima wilayah rentan longsor di perkotaan Semarang.
Wilayah tersebut meliputi Kalipancur, Candi, Tegalsari, Jomblang, dan Kembangarum.
Melihat ancaman longsor di tempat tersebut, PMI membentuk Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat).
"Relawan Sibat memiliki kemampuan assessment dan dapur umum."
"Sehingga, ketika ada kejadian siap melakukan penanganan bencana," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (13/11/2021).
Ia mengimbau, warga di zona rentan longsor harus waspada ketika hujan deras mengguyur.
Kemudian warga hendaknya jangan membangun rumah di wilayah rentan longsor.
Menurutnya, hal itu masih dijumpai di Sukorejo, Deliksari, dan Trangkil Kecamatan Gunungpati.
"Wilayah-wilayah tersebut masuk ke zona rentan longsor seharusnya tak lagi dibangun rumah agar tak membahayakan penghuninya," terangnya. (*)
Baca juga: Polisi Masih Cari Pengemudi Mobil Pikap, Kabur Seusai Tabrak Hindy di Karangpandan Karanganyar
Baca juga: Gondangrejo Karanganyar Jadi Lokasi Survei Kebumian, Dilaksanakan Mulai Desember 2021
Baca juga: Kebumen Sudah Miliki Perda Bantuan Hukum, Bupati: Kami Siap Hadir Dampingi Korban Ketidakadilan
Baca juga: Operasi Pencarian Terpaksa Dihentikan, Sudah Sepekan Warga Dusun Gedong Kebumen Ini Tak Ditemukan