Berita Banjarnegara
Hasil Kerajinan Makrame Warga Banjarnegara Ini Mulai Diminati Pasar, Sayang Terkendala Modal
Warga Kelurahan Semarang, Banjarnegara, ini mendalami seni makrame. Seni menyimpulkan tali menjadi kerajinan dekoratif ini mulai diminati pasar.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Ayundita Dyah Pratama Putri terlihat serius menyimpul deretan tali yang tergantung pada batang kayu di pojok ruangan depan rumahnya di Kelurahan Semarang, Kecamatan/Kabupaten Banjarnegara, Kamis (4/11/2021).
Tali-tali tersebut dianyam hingga membentuk hiasan dinding yang cantik.
Seni menyimpulkan tali atau benang menjadi kerajinan dekoratif ini disebut makrame.
Ayun, sapaan Ayundita, mengaku belajar seni makrame dari media sosial.
Awalnya, dia iseng membuat makrame di sela kesibukannya bekerja.
Dia membeli bahan tali secara daring. Sementara batang kayu pelengkap kerajinan, ia beli dari teman di Banjarnegara.
Baca juga: Polisi Pasang Banner Peringatan Bencana di Banjarnegara, Berikut Titik Lokasinya
Baca juga: Derasnya Aliran Sungai Tulis Banjarnegara, Jembatan Penghubung Desa Dua Kabupaten Itu Kembali Hanyut
Baca juga: Material Longsoran Tebing Jebol Kamar Rumah Sumyati, Warga Dusun Sipandan Banjarnegara
Baca juga: Anggota DPRD Banjarnegara Bantah Tudingan KPK, Disebut Mangkir Padahal Belum Dapat Surat Resmi
Hasil kerajinan yang dia bupat kemudian di pamerkan di media sosial.
Tak disangka, banyak teman-temannya yang memuji.
"Saya posting di Instagram, teman-teman malah berminat dan minta dibuatkan," kata Ayun saat ditemui di rumahnya.
Dari iseng, kini, Ayun keterusan membuat karya. Apalagi, setelah dia terimbas kebijakan pengurangan karyawan di perusahaan jasa internet di Banjarnegara, tempat dia bekerja.
Pandemi Covid-19 membuat perusahaan tempat dia bekerja terpaksa memangkas karyawan agar bisa tetap bertahan.
Meski sempat sedih, kondisi ini tak membuat Ayun patah semangat.
Kesulitan yang dihadapi membuat kreativitas dan ketekunannya membuat makrame makin terpacu.
Terlebih, karya-karyanya sudah mulai diminati pasar.
Produk-produk makrame buatam Ayun yang kece bisa dilihat di akun Instagram @buatantanganayun.
Ia juga memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produknya.
Harga makrame cantik buatan tangannya pun cukup terjangkau, mulai Rp 55 ribu hingga Rp 300 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Baca juga: Manfaatkan! PT KAI Daop 5 Purwokerto Sediakan 785 Tiket Gratis Kereta bagi Guru, Nakes, dan Veteran
Baca juga: Tiga Rumah Warga Bokol Purbalingga Rusak Tertimpa Pohon, Berawal Hujan Deras Disertai Angin
Baca juga: Sepekan Lagi, Tanggul Darurat Sungai Bodri Kendal Sudah Rampung
Baca juga: Alhamdulillah, Koin Berhasil Dikeluarkan, Sempat Nyangkut di Tenggorokan Bocah Asal Brebes Ini
Pelanggan juga bisa memesan pola atau motif yang diinginkan.
Produk kerajinan tangan Ayun sudah tersebar ke berbagai daerah hingga luar Jawa.
Bahkan, ia pernah melayani pesanan dari benua Amerika.
"Pernah dapat pesanan dari Amerika, " katanya
Ayun mengaku masih terkendala modal untuk mengembangkan usahanya. Ia pernah mengajukan bantuan UMKM terimbas pandemi namun tak lolos.
Jika ada modal cukup, ia berencana membeli lemari atau etalase untuk memajang kerajinan tangannya.
Ayun terlatih mandiri sejak belia. Ia yatim sejak usia 4 tahun. Ayahnya meninggal karena sakit.
Tinggallah ia berdua dengan sang ibu.
Ibu Ayun yang seorang penjahit harus berjuang menghidupi dan menyekolahkan Ayun seorang diri.
Beruntung, Ayun selalu mendapat beasiswa hingga ia tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kecamatan Bawang.
Kini, Ayun tumbuh menjadi gadis mandiri. Gantian ia merawat sang ibu yang kini semakin menua dan butuh perhatian darinya. (*)