Berita Semarang Hari Ini

Dari Relawan Pemulasan Jenazah Kini Mengajar Anak Celebral Palsy, Begini Kisah Lucky di Semarang

Bagi Lucky, kenyamanan anak CP saat diajar adalah faktor terpenting. Ketika anak sudah tak nyaman maka proses belajar mengajar tak bisa dilakukan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI SEMAR CAKEP
Lucky tenaga pendidik sedang mendampingi anak Celebral Palsy di Semar Cakep, Semarang Barat, Kota Semarang, Jumat (29/10/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Menjadi tenaga pendidik memang tak mudah apalagi untuk mendidik para anak istimewa seperti celebral palsy (CP).

Seperti dialami Lucky (25) tenaga pendidik di ruang disabilitas Semarang Penyandang Cacat Kepedulian (Semar Cakep), Semarang Barat, Kota Semarang.

Baginya, menjadi pendidik membayangkannya pun tak pernah apalagi guru bagi anak-anak istimewa.

Dia sebelumnya hanya relawan pemulasaraan jenazah Covid-19 yang berjibaku saat pandemi yang menggila beberapa bulan lalu.

Baca juga: Korban Arisan Online Ambarawa Semarang Tunda Laporkan Bandar yang Kabur, Barang Bukti Masih Kurang

Baca juga: 12 Sekolah Negeri di Kota Semarang Belum Gelar PTM, Terganjal Restu Orangtua

Baca juga: Damkar Kota Semarang Lebih Banyak Tangani Kasus Nonkebakaran, Terbanyak Selamatkan Hewan Peliharaan

Baca juga: Mulai Tempati Lapak di Pasar Johar Semarang, Pedagang: Masih Sepi

"Saya baru dua bulan di sini untuk mengajar."

"Awalnya jadi staf tapi karena kurang tenaga pendidik saya diminta untuk ikut mengajar," paparnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (29/10/2021).

Dia lantas belajar menjadi tenaga pendidik secara autodidak maupun dari pengajar lainnya di Semar Cakep.

Pengetahuan tersebut langsung dipraktikan di dalam ruang kelas dengan berinteraksi para anak CP dan orangtuanya.

"Saya enjoy mengajar mungkin karena dasarnya saya suka anak-anak," ungkapnya.

Ia berkata, secara teknis tak alami kendala dalam mengajar.

Kesulitan yang dihadapi hanya saat harus mengambil hati anak-anak CP.

Baginya, kenyamanan anak CP saat diajar adalah faktor terpenting lantaran ketika anak sudah tak nyaman maka proses belajar mengajar tak bisa dilakukan.

"Harus ambil hati harus klik sama anaknya," ungkapnya.

Menurutnya, selama mengajar para anak CP banyak ilmu yang diperoleh.

Bahkan, ia takjub dengan anak CP.

Meski anak CP memiliki keterbatasan tapi mereka tetap mempunyai kelebihan.

Di antaranya, seorang anak CP di Semar Cakep mampu bernyanyi dengan percaya diri di muka umum.

"Mereka punya kelebihan, tugas kami harus menggali potensi tersebut," tekadnya.

Lucky tenaga pendidik sedang mendampingi anak Celebral Palsy di Semar Cakep, Semarang Barat, Kota Semarang, Jumat (29/10/2021).
Lucky tenaga pendidik sedang mendampingi anak Celebral Palsy di Semar Cakep, Semarang Barat, Kota Semarang, Jumat (29/10/2021). (DOKUMENTASI SEMAR CAKEP)

Akan tetapi ia lebih takjub dan salut terhadap ke orangtua, sebab mereka lah yang berjuang habis-habisan agar anak mereka bisa memperoleh pendidikan.

Hasilnya tak sia-sia, para anak CP di Semar Cakep menunjukan perkembangan lebih baik.

"Itulah pelecut semangat kami untuk mengajar anak-anak lebih mandiri," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (29/10/2021).

Di sisi lain, dengan tugas berat tersebut ternyata gaji para tenaga pendidik di Semar Cakep tak memadai.

Namun bagi Lucky, hal itu tak jadi masalah.

Baginya semua tak dihitung soal uang.

Tetapi pemerintah diharap jangan abai  persoalan pendidik anak disabilitas dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidik.

"Sekiranya apa yang bisa saya berikan harapannya sesuai dengan yang saya dapatkan," tuturnya.

Selain itu, pihaknya ingin tenaga pendidik harus ditambah agar proses belajar mengajar berlangsung ideal," ucapnya.

Ia berharap, dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai tenaga pendidik para anak disabilitas.

"Saya ingin mendapat beasiswa agar lebih spesifikasi sebagai tenaga pendidik sekaligus untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar," tandasnya. (*)

Disclaimer Tribun Banyumas

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Jejak Alih Fungsi Lahan Masih Ada - Inilah Hasil Menelusuri Hutan Lindung Gunung Prau Wonosobo

Baca juga: Kades Ngadimulyo Wonosobo Ditahan, Dana Proyek Senderan Jalan Rp 200 Juta Digunakan Bayar Utang

Baca juga: Terjatuh dari Honda Beat, Pemotor Tewas Terlindas Angkot di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo Kota Tegal

Baca juga: Patuh Turunkan Tarif Tes PCR, RSUD Kardinah Tegal Minta Pemerintah Juga Turunkan Harga Alat Reagen

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved