Berita Cilacap

Warga Bondan Cilacap Kini Bisa Menikmati Listrik, Manfaatkan Tenaga Surya dan Angin untuk PLTH

Lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Warga membersihkan panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021). PLTH, menggabungkan panel surya dan kincir angin dengan kapasitas 16.200 Watt Peak (WP). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP - Selama ini, temaram lampu minyak menjadi satu-satunya sumber cahaya bagi warga Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.

Gelap gulita selalu menyelimuti permukiman saat malam menyapa. Tak heran, aktivitas warga seolah terhenti saat matahari mulai tenggelam.

Dusun Bondan adalah dusun terpencil yang hanya bisa diakses lewat cara menyusuri laut.

Kini, desa tersebut mulai bangkit dari ketertinggalan. Perubahan mulai terasa saat listrik mulai masuk desa tersebut.

Namun, bukan dari PLN. Listrik yang menerangi wilayah tersebut bersumber dari perpaduan tenaga surya dan angin sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH).

Baca juga: Gerak Cepat Kantor Pelayanan Jasa Raharja Wangon Menangani Laka Lantas di Cilacap

Baca juga: BMKG Luncurkan Alat Peringatan Dini Tsunami Sirita di Cilacap, Info Dampak Gempa Dikirim via Ponsel

Baca juga: 24 Atlet Difabel Cilacap Perkuat Jateng di Peparnas Papua, Wakil Bupati Minta Terus Jaga Kesehatan

Baca juga: Perumda Tirta Wijaya Cilacap Bangun IPA Baru, Hasilkan 110 liter Air Per Detik

Ada keterlibatan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dalam kehadiran PLTH itu.

Lewat Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (E-Mas Bayu), Pertamina ingin memberi solusi atas persoalan warga.

Susi Susanti, warga setempat bercerita, tinggal di Dusun Bondan awalnya menjadi sebuah cobaan.

Jangankan mengakses perangkat elektronik, untuk penerangan rumah saja, warga cuma bisa mengandalkan klenting atau lampu minyak.

Sementara, untuk mengumandangkan adzan sebagai penanda waktu ibadah, warga menggunakan aki untuk sumber energi.

Aktivitas di luar rumah saat malam hari pun hampir tidak ada. Palingan, para lelaki yang keluar mengecek tambak udang, memastikan tidak ada hewan liar.

"Dulu, makan malam, kalau bisa sebelum pukul 18.00 WIB. Sebab, kalau malam itu gelap dan remang-remang."

"Apalagi, menyuapi makan anak pakai lauk ikan yang banyak duri itu kasihan, belajar juga masih sulit sekali," ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (6/10/2021).

Warga membersihkan panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021). PLTH, menggabungkan panel surya dan kincir angin dengan kapasitas 16.200 Watt Peak (WP).
Warga membersihkan panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021). PLTH, menggabungkan panel surya dan kincir angin dengan kapasitas 16.200 Watt Peak (WP). (TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI)

Namun, kini, kehidupan malam yang gelap itu mulai sirna diganti tontonan acara-acara di televisi.

Juru bicara pengurus PLTH yang juga Ketua Koperasi Bondan Sejahtera, Muhammad Jamaludin, mengatakan, perubahan itu bermula saat ada bantuan dari Pertamina berupa instalasi Hybrid Electric One Pool (HEOP) di beberapa rumah.

Pada 2017, masyarakat berhasil mengembangkan 5 kincir angin dan 24 panel surya dengan kapasitas 12.000 WP (Watt Peak), yakni watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sistem pembangkit tenaga surya.

Dengan dukungan Pertamina dan dibantu Politeknik Negeri Cilacap, pada 2021, mereka berhasil mengembangkan PLTH dengan kapasitas listrik 16.200 Watt Peak.

PLTH mampu mendorong penurunan emisi hingga 1,1 ton equivalent (Eq) CO2 karena menggunakan energi baru terbarukan dengan memanfaatkan energi surya dan angin.

Dengan kapasitas 16.200 WP, PLTH mampu menerangi kurang lebih 40 rumah di Dusun Bondan.

Per kepala keluarga dikenakan tarif Rp 25 ribu dan masih dibatasi daya listriknya sebesar 500 watt per hari.

"Dulu, 2018, baru 6.000 WP. Kemudian, pada 2019, menjadi 12.000 dan saat ini 16.200 WP."

"Banyak perubahan yang dirasakan baik dari kegiatan sosial dan ekonomi. Contohnya, sekarang, anak-anak dapat belajar menggunakan listrik tanpa mengenal waktu," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Bondan Irawan menuturkan, dari 74 kepala keluarga (KK) dan 202 jiwa, ada 40 rumah yang memanfaatkan listrik melalui PLTH.

Lokasi panel surya dan angin Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di pinggir sungai di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021). PLTH, menggabungkan panel surya dan kincir angin dengan kapasitas 16.200 Watt Peak (WP).
Lokasi panel surya dan angin Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di pinggir sungai di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021). PLTH, menggabungkan panel surya dan kincir angin dengan kapasitas 16.200 Watt Peak (WP). (TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI)

Sisanya, masih menggunakan listrik dari desa lain yang telah mendapat akses listrik secara langsung.

Keberadaan PLTH nyatanya bukan sekadar mengatasi permasalahan listrik di Dusun Bondan.

Akses air bersih yang selama ini menjadi kesulitan mampu teratasi dengan adanya Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas).

Sidesi Mas adalah sistem pengolahan air payau menjadi air tawar yang disaring menggunakan filter dan diproses pemisahan menggunaan mesin membran.

Mesin filter itu berfungsi menyaring kotoran dan mesin membran ini memisahkan air payau menjadi air tawar.

"Air dialirkan ke penampungan, kemudian masuk ke tandon untuk diendapkan selama satu hari. Setelah itu, air masuk ke dalam tandon dan didalamnya ada mesin membran, di situlah pemisahan antara air payau dan tawar," ujar Ketua Sidesi Mas, Muhammad Saefulah.

Ia mengatakan, pengoperasian mesin tergantung pada kebutuhan sebab kalau sedang hujan, mesin tidak dipakai dan warga memilih menggunakan air hujan untuk kebutuhan.

Sidesi Mas mulai dioperasikan sejak 2020. Dalam sehari, biasanya, mesin dua kali beroperasi dengan jeda 8 jam untuk diistirahatkan.

Sidesi Mas mampu menghasilkan 2.000 liter air bersih per hari.

Warga biasanya mengambil air dengan jerigen dan dikenakan tarif per jerigen Rp 1.500.

Iuaran itu digunakan untuk keperluan perbaikan dan perawatan mesin.

Setiap harinya, warga hanya boleh mengambil lima jerigen dengan isi masing-masing jerigen 30 liter.

Keberadaan PLTH, selain bermanfaat sebagai penerangan rumah warga, juga untuk menghidupkan mesin Desalinasi.

Kemudahan mendapatkan akses air bersih di Dusun Bondan, tidak terlepas dari masa lalu dimana warga begitu sulit mendapat tetesan air tawar.

Sebelum ada Sidesi Mas, warga Dusun Bondan harus mengambil air di salah satu mata air di Pulau Nusakambangan.

Waktu tempuhnya sendiri kurang lebih 2-3 jam menuju sumber mata air tersebut dan memakan biaya yang juga tidak sedikit.

"Waktu tempuh bisa sampai 3 jam lebih dan disana harus antre. Berangkat harus pagi-pagi sekali karena kalau agak siang, kita bisa tidak kebagian," ujarnya.

Mata air tersebut berasal dari sebuah gua yang menampung air, khusus warga Kampung Laut.

Ia mengatakan, air hasil desalinasi sudah layak dikonsumsi namun perlu direbus.

Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Ibnu Adiwena, mengatakan, pembangunan PLTH adalah wujud perhatian terhadap daerah-daerah 3T, yaitu terluar, tertinggal, dan terpencil.

Ia mengatakan, PLTH di Dusun Bondan sedikit meniru konsep yang sama seperti di Pantai Simo di Yogyakarta.

Baca juga: Wisata ke Pantai Pulo Kodok? Jangan Lewatkan Bakso Apung Pak Yadi. Baksonya Empuk, Berlimpah Tetelan

Baca juga: Lantik 5 Ketua PKK Kecamatan, Erna Husein Minta Kader Jadi Contoh Patuh Prokes

Baca juga: Naik Lagi Ke Level 3 PPKM, Seluruh Objek Wisata di Banjarnegara Ditutup sampai 18 Oktober 2021

Baca juga: Gubernur Ganjar Lantik Sumarno sebagai Sekda Jateng, Sempat Kosong 2 Tahun

Maka, dibuatkan permodelan, pemanfaatan energi dengan mengombinasikan antara kincir angin sebagai tenaga angin dan solar panel sebagai tenaga surya.

"Tentu, harapannya agar ekonomi bisa tumbuh, akses pendidikan menjadi lebih baik, dan ini juga upaya kami dalam program SDG's, yaitu pengentasan kemiskinan," terangnya.

Kendala yang dihadapi saat ini, menurutnya, adalah memastikan agar solar panel dan kincir dapat bekerja baik.

Karena memang, diakuinya, sumberdaya manusia masih kurang sehingga perlu edukasi terkait maintenance.

Kehadiran PLTH jelas sangat membantu, terutama dalam mempermudah akses informasi sehingga dapat memberikan ilmu dan pemahaman kepada para warga.

"Sangat ironis, di Jawa masih ada daerah 3T. Sudah saatnya mereka dapat akses listrik yang layak, kasihan, malam tidak ada pencahayaan."

"Tentunya ini bisa lebih meningkatkan taraf hidup yang berkualitas," tutupnya.

Atas kerja keras dan kerjasama Dusun Bondan di Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, dinobatkan sebagai Desa Mandiri Energi tingkat Provinsi Jawa Tengah. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved