Berita Nasional
Patung PK Ojong dan Jakob Oetama Diresmikan, Sindhunata: Simbol 'Mikul Dhuwur Mendhem Jero'
Proses pembuatan patung dilakukan selama empat bulan oleh seorang pematung realis, Azmir Ashari asal Payakumbuh, Sumatera Barat.
Penulis: faisal affan | Editor: deni setiawan
"Di sisi lain, keduanya sangat kuat dalam melestarikan budaya."
"Obsesi Jakob Oetama terhadap Indonesia Mini melalui Kompas Gramedia masih terpelihara hingga saat ini."
"Melalui budaya, Kompas Gramedia ada hingga saat ini," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (27/9/2021).

Ketika diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman bersama sang Ayah, Irwan Oetama, masih ingat bagaimana saat itu membangun Kompas Gramedia.
Irwan pernah diajak bertemu dengan teman-teman Jakob Oetama ketika masih kecil.
"Sering sekali, hampir setiap hari saya diajak bapak bertemu teman-temannya."
"Rata-rata mereka adalah guru."
"Karena bapak pun sebelum menjadi pengusaha dan wartawan, dia adalah seorang guru."
"Banyak nilai yang masih saya ingat hingga sekarang ini," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (27/9/2021).
Nilai luhur yang diturunkan kepadanya yakni setiap melakukan sesuatu harus diawali dengan doa dan diakhiri rasa syukur.
Ia pun melihat sendiri bagaimana Jakob Oetama menikmati setiap proses yang dijalani.
"Setiap pulang ke rumah bapak selalu mengatakan "Puji Tuhan atas segala berkat-Mu hari ini"."
"Saya juga pernah merasa heran, bagaimana bapak bisa menciptakan Kompas Gramedia hingga sebesar ini, padahal saat itu tidak punya modal."
"Oh, ternyata modalnya iman dan pengharapan," tambahnya.
Putri PK Ojong, Sri Maryani Ojong, juga turut hadir dalam peresmian patung perintis Kompas Gramedia.