Berita Kudus

Harga Telur Ayam di Kudus Anjlok Tinggal Rp 15 Ribu/Kg, Peternak Oplos Pakan agar Tak Merugi

Harga telur ayam negeri di Kudus anjlok hingga menyentuh angka Rp 15 ribu per kilogram di tingkat peternak.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/RAKA F PUJANGGA
Peternak di Dukuh Sunten, Desa Lawu, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus,‎ tengah mengecek kondisi ternaknya, Selasa (21/9/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Harga telur ayam negeri di Kudus anjlok hingga menyentuh angka Rp 15 ribu per kilogram di tingkat peternak.

Peternak ayam petelur, Guntur Bayu Pratomo‎, menyampaikan, jatuhnya harga telur ayam dipicu pasokan yang berlimpah.

Terutama, dari wilayah Jawa Timur, yang harganya lebih murah di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu per kilogram.

"Harga telur ayam lokal jadi ikut turun karena harga telur ayam dari Jawa Timur lebih murah," kata Guntur saat ditemui di peternakan di Dukuh Sunten, Desa Lawu, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus,‎ Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Mulai Malam Ini, Tugu Identitas Kudus akan Disorot Proyektor Laser Video Tematik. Ini Temanya

Baca juga: Akhirnya, Petani di Kudus Kini Bisa Rasakan Manisnya Harga Kacang Hijau

Baca juga: Tim KPK Kembali Datangi Kudus, Ada Apakah?

Baca juga: Gembleng Fisik Pemain, Persiku Kudus Boyong Pemain ke Pemusatan Latihan di Pegunungan

Guntur menjelaskan, merosotnya harga telur ayam ini, dinilai paling parah selama tiga tahun ‎terakhir.

Sebelumnya, penurunan harga telor mentok di angka Rp 20 ribu per kilogram.

"Paling parah kondisi sekarang ini. Harga Rp 15 ribu per kilogram saja sudah dibandingkan dengan telur ayam dari Jawa Timur," ucapnya.

‎Hal tersebut berimbas pada penghasilan peternak.

Peternak 1.000 ekor ayam itu mengatakan, dalam sehari, ternaknya menghasilkan 45-50 kilogram telur atau setara pendapatan Rp 750 ribu per hari.

Sedangkan bi‎aya pakan untuk 1.000 ekor ayam, mencapai Rp 670 ribu per hari.

Untuk menyiasati, dia mengoplos pakan menggunakan pakan lokal.

"Sekarang, caranya dioplos, pakan pabrikan dengan pakan lokal untuk mengatasi kondisi harga telur yang jatuh," ucapnya.

‎Kendati demikian, pengoplosan pakan ini bukan tanpa risiko. Justru, hasil telur dari ternak bisa menjadi tidak optimal.

Berbeda jika murni menggunakan pakan‎ pabrikan yang berasal dari bahan baku jagung.

"Kelemahannya, hasil telurnya tidak optimal kalau dioplos pakan lokal. Biasanya, perbandinya, dua banding satu," katanya.

Dia berharap, merosotnya harga telur bisa segera pulih.

"Yang sulit itu peternak yang punya sampai seribu ekor lebih. Sebagian dijual untuk mengurangi pakan," ujarnya.

Sebagian peternak lainnya, memilih bersabar di tengah kondisi yang terjadi sekitar dua sampai enam bulan terakhir.

Baca juga: Targetkan Vaksinasi Covid Capai 50 Persen di Akhir September, Ini yang Dilakukan DKK Karanganyar

Baca juga: Satpol PP Banjarnegara Gerebek 2 Rumah Diduga Lokasi Prostitusi Terselubung, Amankan 9 Orang

Baca juga: Ribuan Pelajar Ikuti Vaksinasi Covid di Mapolresta Banyumas, Bagian dari Percepatan PTM

Baca juga: Jelang Laga Melawan Arema FC di Liga 1 2021, Bruno Silva Mulai Gabung di Latihan PSIS Semarang

Pasalnya, ternak itu juga pernah memberikan hasil yang berlimpah saat harga telur masih bagus.

"Sekarang, ya sabar saja. Dulu pernah kaya karena telur, kalau sekarang begini, ya sabar saja," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Kudus Imam Prayitno, enggan berkomentar terkait anjloknya harga telur ayam.

Dia beralasan, turunnya harga telur ayam terjadi secara nasional.

"‎Kan sudah nasional, saya nggak bisa menjawab," ucapnya. (Raka F Pujangga)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved