Berita Tegal Hari Ini
Sudah Disiapkan Pemkot Tegal, Dua Tempat Relokasi Pedagang Terdampak Proyek City Walk
Ada tiga golongan pedagang yang akan diperhatikan selama berlangsungnya proyek Malioboro Kota Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Proyek pembangunan kawasan City Walk Jalan Ahmad Yani Kota Tegal, mendapat penolakan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pedagang kaki lima (PKL), dan mahasiswa.
Padahal pembangunan tersebut merupakan proyek yang digadang-gadang sebagai Malioboro-nya Kota Tegal.
Penolakan tersebut satu di antaranya dikarenakan belum jelasnya tempat relokasi untuk PKL.
Baca juga: Dedy Yon Target Akhir Bulan Ini Vaksinasi di Kota Tegal Sudah 90 Persen, Berikut Upayanya
Baca juga: Alhamdulillah, Mayoritas Wisata Pantai di Kota Tegal Mulai Dipadati Wisatawan
Baca juga: Orangtua Balita Penyuka Makan Tanah Dapat Bantuan, Biaya Perbaikan Rumah dari Baznas Kota Tegal
Baca juga: Proyek Malioboro Kota Tegal Baru Dimulai Langsung Dihentikan Paksa, Ternyata Karena Hal Ini
Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kota Tegal, Herviyanto mengatakan, ada tiga golongan pedagang yang akan diperhatikan selama berlangsungnya proyek Malioboro Kota Tegal.
Tiga pedagang tersebut yaitu PKL, pedagang pasar pagi, dan pemilik toko di sepanjang Jalan Ahmad Yani.
Hervi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dua tempat relokasi untuk para PKL.
Sebanyak 45 PKL dipastikan akan mendapatkan tempat relokasi sementara.
Mereka akan direlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Setia Budi Kota Tegal.
"Dua tempat itu kami anggap lebih prospektif dan manusiawi."
"Lokasinya pun tidak jauh dari Jalan Ahmad Yani," kata Hervi kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (17/9/2021).
Hervi menjelaskan, pihaknya bersama DPUPR Kota Tegal pada awal pekan depan akan melakukan pengukuran di dua tempat relokasi tersebut.
Masing-masing tempat relokasi akan diberi tanda.
Sementara untuk pembagian tempat, pihaknya akan berkoordinasi dengan paguyuban PKL di Jalan Ahmad Yani Kota Tegal.
Tujuannya supaya pembagian dapat merata dan tidak menimbulkan konflik antar PKL.
"Harapan kami bisa dibuat variasi, misalkan pedagang nasi goreng, bakso, lamongan."
"Tidak lantas penjual martabak berjejer."
"Karena itu kami akan undang teman-teman paguyuban untuk membahas itu," ujarnya.
Menurut Hervi, dua tempat relokasi tersebut bersifat sementara.
Pemkot Tegal saat ini juga sedang menyiapkan tempat berdagang untuk para PKL di lahan milik Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah (PD CMJT) yang berlokasi di area Alun-alun Kota Tegal.
Ia berharap para PKL bisa bersabar, karena prosesnya butuh waktu.
"Bahwa kami tidak berhenti."
"Pemkot Tegal tidak berhenti untuk menyiapkan, hanya butuh proses dan waktu," ungkapnya.
Hervi mengatakan, permintaan para pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal juga sudah tersampaikan kepada pimpinan.
Bahwa selama berlangsungnya proyek, pintu akses utama bagian depan tetap terbuka dan tidak ditutup.
Begitu juga setelah pembangunan, tetap akan ada akses untuk penjemputan atau distribusi barang ke pasar.
Hervi mengatakan, sementara kekhawatiran para pemilik toko dengan isu tidak adanya tempat parkir selama berlangsungnya proyek, juga sudah mendapatkan solusi.
Hal itu sudah dibahas dalam rapat antar OPD terkait yang juga melibatkan Dishub Kota Tegal.
"Jadi kami juga mengakomodir kepentingan pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal."
"Itu yang kami sampaikan dan mendapatkan persetujuan dari pimpinan," jelasnya. (*)
Baca juga: Miris! 3 Tahun, Remaja di Banyumas Dirudapaksa Bapak dan Kakak. Terbongkar Setelah Kabur dari Rumah
Baca juga: Vaksinasi Covid di Banyumas Baru Tercapai 28,6 Persen, Pemkab Terus Genjot Kelompok Sasaran Lansia
Baca juga: Masih Sepi Pengunjung, Hari Pertama Pembukaan CGV Cinema Purwokerto
Baca juga: Banyumas Berduka, Mantan Rektor Unsoed Purwokerto Prof Dr Rubijanto Misman Tutup Usia