Berita Jawa Tengah
Tazkiyatul Singgung Sinetron Suara Hati Istri Zahra, Disebut Ada 12 Ribu Pernikahan Anak di Jateng
Di Jawa Tengah, tontonan Sinetron Zahra ini disebut kontras dengan program pemerintah yang ingin menekan pernikahan dini atau anak di bawah umur.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Sinetron Suara Hati Istri 'Zahra' menjadi perbincangan khalayak akhir-akhir ini.
Hingga muncul petisi untuk menghentikan sinetron yang tayang di stasiun televisi swasta ini.
Sinetron ini dinilai mempromosikan aktivitas pedophilia (kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objek seksual).
Di Jawa Tengah, tontonan ini disebut kontras dengan program pemerintah yang ingin menekan pernikahan dini atau anak di bawah umur.
Ketua Pansus Raperda Perlindungan Anak DPRD Jateng, Tazkiyatul Muthmainnah menuturkan, tidak sepatutnya televisi menayangkan sinetron yang menceritakan pernikahan anak.
Baca juga: Lakukan Testing dan Tracing Lebih Banyak Lagi, Ganjar Pranowo: Upaya Preventif Tekan Kasus di Jateng
Baca juga: Najelaa Shihab Temui Gubernur Ganjar Pranowo, Ajak Berkolaborasi Tingkatkan Pendidikan di Jateng
Baca juga: Saran dan Usulan DPRD Jateng: Micro Lockdown Tingkat RT Paling Tepat Diterapkan di Kudus
Baca juga: Polda Jateng Kerahkan 8 Water Cannon, Siap Semprotkan Disinfektan di Seluruh Sudut Kudus
"Apalagi, dikemas dalam cerita poligami."
"Di sana juga diceritakan pemain mengalami kekerasan berupa paksaan menikah maupun kekerasan secara psikis," kata Tazkiyatul kepada Tribunbanyumas.com, Senin (7/6/2021).
Oleh karena itu, kata dia, berkaca dari sinetron Zahra, permasalahan bukan hanya fokus pada masalah usia pemeran.
Namun juga pada konten di televisi.
Politikus PKB ini menyatakan stasiun televisi seharusnya bisa mengingatkan rumah produksi atau production house (PH) agar menggunakan jasa pemain yang berusia di atas 18 tahun untuk peran yang sudah menikah.
"Sebab sinetron tersebut menggunakan artis berusia 15 tahun yang memerankan istri ketiga."
"Selain itu konten dalam sinetron tersebut justru terkesan mengkampanyekan pernikahan usia anak," ucapnya.
Padahal, lanjutnya, Indonesia sedang berupaya menekan angka usia nikah anak yang masih tinggi.
Di Jawa Tengah hampir ada 12.000 kasus pernikahan anak.