Berita Banjarnegara Hari Ini
Mengenang KH Busyro Syuhada, Jawara Asal Banjarnegara, Gembleng Jenderal Soedirman Jadi Pendekar
Nama KH Busyro Syuhada cukup familiar dan selalu dikenang, terutama di dunia persilatan serta organisasi Muhammadiyah.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
Termasuk penantang dari Belanda.
Fatoni mengatakan, mbah Busyro saat itu termasuk salah satu pendekar terhebat di negeri ini.
Di antara pendekar yang ia kalahkan adalah jawara perempuan asal Jawa Barat atau tanah Sunda.
Perempuan itu akhirnya rela dinikahi Busyro sebagai konsekuensi atas kekalahannya.
Karena keluasan ilmu bela dirinya, wajar Soedirman begitu tertarik berguru kepadanya.
"Mbah Busyro dan pamannya, yaitu mbah saya pernah berkelana sebelum kembali ke Banjarnegara," katanya.
Meski tidak sepopuler muridnya, Jenderal Soedirman, nama KH Busyro Syuhada cukup familiar dan selalu dikenang, terutama di dunia persilatan serta organisasi Muhammadiyah.
Padepokan mbah Busyro yang melegenda pun sudah tidak terlihat jejaknya.
Lahan bekas padepokan telah dibangun Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara di Kecamatan Bawang.
Jurus-jurusnya masih dilestarikan murid-muridnya hingga sekarang.
Jurus yang ia ajarkan melahirkan aliran tersendiri yang kini dikenal dengan Jurus Banjaran.
Dalam perkembangannya, pewaris ilmu bela dirinya mendirikan Perguruan Pencak Silat Tapak Suci yang telah melahirkan banyak pendekar di bumi pertiwi.
Darah pendekar ternyata masih mengalir di tubuh keturunannya, antara lain Lutfan Budi Santoso.
Ia adalah keturunan langsung atau buyut Mbah Busyro yang telah menorehkan banyak prestasi di dunia persilatan.
Lutfan adalah juara dunia pencak silat yang kini mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Banjarnegara.