Berita Populer
5 Berita Populer: Permintaan Sajadah Batik Kudus Mulai Meningkat-Aturan Baru terkait Mudik Lebaran
Berikut lima berita populer dan paling banyak mendapat perhatian pembaca Tribunbanyumas.com, Kamis:
"Periode H-14 menjelang masa peniadaan mudik (6 Mei 2021 sampai dengan tanggal 17 Mei 2021) yang dimaksudkan dalam Addendum Surat Edaran ini berlaku pada tanggal 22 April 2021 sampai dengan tanggal 5 Mei 2021," bunyi petikan Addendum SE Satgas Nomor 13 Tahun 2021.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
3. Keluh Warga di Pos Penyekatan Karanganyar: Perantau Disuruh Nyoblos Saat Pilkada, Lebaran Dilarang.
Pemudik pulang lebih awal belum terlihat di Pos Penyekatan Cemoro Kandang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dalam tiga hari terakhir ini.
Guna mengantisipasi pemudik yang pulang kampung lebih awal, Polres Karanganyar mendirikan pos penyekatan di jalur perbatasan.
Yakni antara Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah dengan Kabupaten Magetan Jawa Timur.
Kepala Pos Penyekatan Cemoro Kandang, Ipda Marindra Prasetya menyampaikan, sasaran penyekatan ini diutamakan kendaraan yang melintas dari arah Magetan menuju Karanganyar.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
4. Aksi Buang Tempe di Pasar Moga Pemalang, Pedagang Protes Bansos Disalurkan Berbentuk Bahan Pangan.
Pedagang tempe di Pasar Moga Kabupaten Pemalang meradang. Mereka membuang tempe dagangan di tengah pasar, sebagai bentuk protes ke pemerintah, Kamis (22/4/2021).
Kali ini, protes dilayangkan bukan karena mahalnya harga bahan baku tempe, kedelai. Namun, mereka kecewa kepada pemerintah yang memberi bantuan sosial berupa bahan makanan, kepada warga.
Baca juga: Wabup Cilacap Berterima Kasih, Banyak Pihak Ikut Membantu Warga di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: JADWAL Salat dan Buka Puasa Ramadan Hari Ke-11 di Banyumas, 23 April 2021
Baca juga: JADWAL Salat dan Buka Puasa Ramadan Hari Ke-11 di Purbalingga, 23 April 2021
Pasalnya, bentuk bantuan tersebut diduga menjadi pemicu tak lakunya dagangan mereka.
Rohilah, satu di antara pedagang tempe, mengatakan, saat bantuan turun, para pedagang merugi Rp 500 ribu setiap hari, selama hampir sepekan.
"Kami selalu rugi kalau bantuan turun, kesal kami kondisinya seperti itu terus," katanya usai membuang ratusan tempe, bersama pedagang lain.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.