Konflik Myanmar
Warga Myanmar Mulai Pakai Ketapel dan Bom Molotov, Lawan Pasukan Bersenjata saat Aksi Demonstrasi
Demonstran di Myanmar mulai menggunakan ketapel dan bom molotov untuk menyerang balik pasukan bersenjata saat aksi demo terjadi.
Dalam bahasa yang melambangkan apa yang telah dilakukan pengunjuk rasa, Paus Fransiskus siap untuk berlutut di Myanmar untuk menghentikan kekerasan.
"Bahkan, saya (siap) berlutut di jalan-jalan Myanmar dan berkata 'hentikan kekerasan’," sambung Paus Fransiskus.
Junta militer juga memutus layanan internet seluler pada Minggu (14/3/2021) meski masih mengaktifkan akses internet melalui Wi-Fi.
Pada Rabu, kecepatan internet melalu jaringan Wi-Fi dilaporkan sangat lambat sehingga sulit untuk mengunggah foto dan video.
Beberapa wilayah di Yangon telah berada di bawah darurat militer sejak Senin (15/3/2021).
Wilayah-wilayah tersbeut kini dikendalikan penuh oleh militer sekaligus mempersulit pengunjuk rasa untuk berorganisasi dan berkomunikasi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demonstran Myanmar Lawan Balik Junta Militer, Gunakan Bom Molotov dan Ketapel".