Konflik Myanmar

Warga Myanmar Mulai Pakai Ketapel dan Bom Molotov, Lawan Pasukan Bersenjata saat Aksi Demonstrasi

Demonstran di Myanmar mulai menggunakan ketapel dan bom molotov untuk menyerang balik pasukan bersenjata saat aksi demo terjadi.

Editor: rika irawati
STR via AP
Pengunjuk rasa berlarian setelah polisi memberikan tembakan peringatan dan menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstrasi di Mandalay, Myanmar, pada 9 Februari. Polisi bergerak setelah massa berdemonstrasi menentang kudeta militer Myanmar. 

Dalam bahasa yang melambangkan apa yang telah dilakukan pengunjuk rasa, Paus Fransiskus siap untuk berlutut di Myanmar untuk menghentikan kekerasan.

"Bahkan, saya (siap) berlutut di jalan-jalan Myanmar dan berkata 'hentikan kekerasan’," sambung Paus Fransiskus.

Junta militer juga memutus layanan internet seluler pada Minggu (14/3/2021) meski masih mengaktifkan akses internet melalui Wi-Fi.

Pada Rabu, kecepatan internet melalu jaringan Wi-Fi dilaporkan sangat lambat sehingga sulit untuk mengunggah foto dan video.

Beberapa wilayah di Yangon telah berada di bawah darurat militer sejak Senin (15/3/2021).

Wilayah-wilayah tersbeut kini dikendalikan penuh oleh militer sekaligus mempersulit pengunjuk rasa untuk berorganisasi dan berkomunikasi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demonstran Myanmar Lawan Balik Junta Militer, Gunakan Bom Molotov dan Ketapel".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved