Berita Jawa Tengah

Kisah Ponem dan Turah di Batang, Dua Nenek Pemetik Teh Ini Huni Gubuk Reyot, Makan Dibantu Warga

Beratap seng dan dinding papan kayu serta bambu, berlantai tanah, gubuk itu jauh dari kata layak, di situlah Ponem dan Turah tinggal di Batang.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/BUDI SUSANTO
Ponem (baju putih) dan Turah (baju ungu) wanita lanjut usia yang tinggal di gubuk kecil di Desa Adinuso, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Rabu (9/12/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Gubuk kecil berukuran tak lebih dari 5X6 meter menjadi saksi kerasnya kehidupan yang dijalani Ponem dan Turah, dua wanita lanjut yang berusia lebih dari 60 tahun.

Gubuk kecil tersebut terletak di belakang permukiman penduduk yang berdekatan dengan ladang. 

Beratap seng dan dinding papan kayu serta bambu, berlantai tanah, gubuk itu jauh dari kata layak untuk ditinggali. 

Menengok ke dalam, tidak ada tempat tidur.

Baca juga: Digelontor Dana Rp 7,8 Miliar, Akses Menuju Pantai Jodo Batang Kini Mulus

Baca juga: Jalur Pantura Batang Rusak, Pengendara: Seperti Daun Tanaman Janda Bolong, Lubang Dimana-mana

Baca juga: Dana Alih Fungsi Pangkalan Truk Bantuan Kemensos Tidak Bisa Dicairkan, Pemkab Batang Janjikan Ini

Baca juga: Kisah Bocah Penderita Pterigium di Batang, Windy Terpaksa Kubur Impian Jadi Ahli Agama Karena Biaya

Alhasil dua wanita lanjut usia itu hanya mengandalkan kursi kayu untuk merebahkan diri. 

Untuk makan ke duanya hanya mengandalkan uluran tangan warga sekitar.

Pasalnya uang hasil bekerja sebagai pemetik teh tak cukup untuk menanggung beban keseharian. 

Hanya Turah yang masih bekerja.

Sementara Ponem hanya bisa berbaring karena menderita penyakit stroke. 

Gaji Turah pun hanya Rp 12 ribu setiap kali berangkat untuk memetik teh.

Pekerjaan tersebut juga tak bisa dilakoni setiap hari karena usianya tak lagi muda. 

Meski demikian, Ponem dan Turah masih melanjutkan kehidupan meski terhimpit kondisi yang benar-benar memprihatinkan.

"Ya begini ini hidup kami, jauh dari keluarga."

"Kami masih beruntung warga desa merawat kami."

"Padahal kami bukan warga asli desa ini," kata Ponem kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/12/2020).

Ponem pun tak bisa berjalan seperti biasanya.

Dia harus dipapah Turah untuk berjalan keluar dari gubuk tempat mereka tinggal.

Lain halnya dengan Turah, meski usianya sudah lanjut, namun ia masih bisa beraktivitas seperti biasa. 

Di tengah perbincangan, Turah menceritakan, saat Ponem masih sehat, mereka bekerja serabutan untuk memetik teh. 

"Tapi beberapa tahun ini Ponem sakit, jadi saya yang kerja."

"Walaupun tak cukup untuk makan karena gaji saya Rp 12 ribu."

"Setidaknya bisa untuk menambal kebutuhan lainnya."

"Warga juga membantu supaya kami tetap bisa makan," ucapnya.

Bupati Batang Wihaji meninjau dan memberikan bantuan ke Ponem dan Turah, yang tinggal di gubuk kecil di Desa Adinuso Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Rabu (9/12/2020).
Bupati Batang Wihaji meninjau dan memberikan bantuan ke Ponem dan Turah, yang tinggal di gubuk kecil di Desa Adinuso Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Rabu (9/12/2020). (TRIBUN BANYUMAS/BUDI SUSANTO)

Baca juga: Kebumen Kini Punya Laboratorium Tes PCR, Hasil Swab Bisa Diketahui setelah 3 Jam Cek

Baca juga: Berdalih Bantu Saudara, Warga Adipala Cilacap Ini Pilih Gadaikan Mobil Rental di Temanggung

Baca juga: Angka Covid-19 Masih Tinggi, Bupati Banyumas Perpanjang Penutupan Tempat Wisata Sepekan

Adapun Heri, Perangkat Desa Adinuso menjelaskan, karena keduanya dalam kondisi memprihatinkan, warga sepakat untuk membantu Ponem dan Turah.

"Tempat mereka tinggal juga bantuan warga, tanah yang digunakan juga tanah desa."

"Untuk makan warga juga membantu Ponem dan Turah setiap harinya," terang Heri kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/12/2020).

Heri menambahkan, keduanya sangat butuh bantuan terutama tempat tinggal yang layak.

Itu karena warga tak mampu jika harus membangunkan rumah untuk Ponem dan Turah.

"Sudah ada saluran air dan kamar mandi walaupun seadanya, dan hal itu juga bantuan warga," tambahnya. 

Bupati Datangi Rumah Ponem dan Turah

Melihat kondisi Ponem dan Turah yang yang jauh dari kata layak, Pemkab Batang mencoba bergerak cepat.

Bupati Batang Wihaji bersama jajarannya mendatangi tempat tinggal Ponem dan Turah di Desa Adinuso, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Rabu (9/12/2020).

Selain memastikan kondisi keduannya, Bupati Wihaji menuturkan, Ponem dan Turah wajib mendapat bantuan. 

"Kami sudah instruksikan kepada Pemerintah Kecamatan Reban, serta pihak desa untuk membantu Ponem dan Turah," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (9/12/2020).

Dilanjutkannya, keduanya sudah tidak produktif, dan menjadi tugas pemerintah memberi kepastian akan kehidupan layak bagi warganya. 

"Saya sendiri yang akan bertanggung jawab, jika mereka tidak segera dibantu," jelasnya.

Bupati Wihaji mengatakan, ke depan tempat tinggal keduanya akan dimasukkan dalam program RTLH.

"Akan kami masukan RTLH agar Ponem dan Turah bisa menikmati masa tua di tempat yang lebih baik," paparnya.

Ia menambahkan, untuk saat ini yang akan ditindaklanjuti adalah kesehatan Ponem dan Turah

"Yang penting kesehatannya terlebih dahulu."

"Untuk itu Camat dan Kades Adinuso, kami beri tugas memastikan kesehatan mereka."

"Kami akan pantau setiap saat kondisi Penem dan Turah," tambahnya. 

Dalam kunjungannya, Bupati Wihaji juga memberikan bantuan berupa uang tunai dan pangan kepada Ponem dan Turah

Dia juga memastikan keduanya mendapat bantuan sosial dari pemerintah terutama di tengah pandemi Covid-19. (Budi Susanto)

Baca juga: Renovasi Pasar Wage Purwokerto Dikerjakan Awal Tahun, Perbaikan Hanya di Blok B yang Terbakar

Baca juga: Hasil Pilkada Purbalingga 2020: Dapat 133 Suara, Pasangan Oji-Jeni Unggul dari Tiwi-Dono di TPS Jeni

Baca juga: Pemprov Jateng Tak Cepat Merespon, Bupati Banjarnegara Tambal Jalan Gunakan Uang Pribadi

Baca juga: Di Wonosobo, Pemkab Fasilitasi Pemasaran Online Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved