Berita Banyumas

Semut Peneror Warga di Pageraji Banyumas Diduga Jenis Bau, Begini Saran Memberantas dari Ahli Unsoed

Menurut Kepala Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed, Dr Trisnowati Budi Ambarningrum, jenis semut tersebut tak ganas.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUN BANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Tim ahli dari Laboratorium Entomologi dan Parasitologi, Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto, Trisnowati Budi Ambarningrum dan Darsono memeriksa serta mengambil sampel semut yang menyerang di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Selasa (17/11/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Tim ahli dari Laboratorium Entomologi dan Parasitologi, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menduga, semut yang meneror warga Desa Pageraji berjenis Tapinoma sessile.

Dugaan ini menguat setelah tim melakukan serangkaian penelitian dan uji laboratorium.

Tapinoma sessile adalah spesies semut kecil yang juga biasa disebut sebagai semut bau.

Menurut Kepala Laboratorium Entomologi dan Parasitologi Fakultas Biologi Unsoed, Dr Trisnowati Budi Ambarningrum, jenis semut tersebut tak ganas.

"Setelah kami pencet ternyata ada bau. Ini sebenarnya jenis semut yang biasa saja dan tidak seganas semut api," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Koloni Semut Serbu Pemukiman di Pageraji Banyumas, BPBD dan Polisi Turun Tangan

Baca juga: Akibat Teror Semut di Pageraji Banyumas, Penderes Tak Berani Lagi Naik Pohon Kelapa

Baca juga: Teror Semut di Pageraji Banyumas, Ahli Entomologi Unsoed Purwokerto: Mungkin Habitatnya Terganggu

Baca juga: Teror Semut di Pageraji Banyumas, Tim Entomologi Unsoed: Tidak Suka Gula dan Cenderung Agresif

Serangan semut yang ada di Desa Pageraji diduga karena populasinya cukup tinggi, ditambah lingkungan sekitar yang lembab, mendukung perkembangbiakan semut-semut tersebut.

Jenis Tapinoma, menurut Trisnowati, memiliki banyak sekali spesies dan biasa bersarang di tanah.

Jenis ini juga hidup berkoloni dengan lebih dari satu ratu. Bahkan, untuk jenis sessile, satu koloni bisa memiliki hingga 200 ratu.

Hal inilah yang mungkin membuat populasi semut cepat meningkat.

Trisnowati menjelaskan, semut pekerja sessile memiliki sifat berbeda dari semut pekerja jenis lain.

Jika pada umumnya semut pekerja bertahan pada satu koloni, jenis sessile tidak. Mereka bisa bergabung dengan koloni lain sepulang dari mencari makan.

"Semut ini tidak ada sifat antagonis satu sama lain. Jadi, si pekerja itu, kalau misalnya pulang ke sarangnya setelah mencari makan, dia bisa masuk ke koloni lain. Itu dari yang saya baca," terangnya.

Semut ini juga tidak hanya bersarang di tanah, tapi juga di retakan-retakan tembok bangunan, pohon, dan tumpukkan kayu.

Penyebaran semut jenis ini banyak ditemukan di Indo-Australia dan Etiopia.

Baca juga: Basuki Sekeluarga Baru Pulang dari Acara Mertua saat Longsor Melanda Banjarpanepen Banyumas

Baca juga: Bupati Semarang Minta Maaf: Gara-gara Istri Nyalon Bupati, Anaknya Tak Tuntas Jadi Anggota DPRD

Baca juga: Disapu Angin Ribut, 2 Kelas di SD 01 Ngaliyan Rusak

Baca juga: Berjalan Terlalu Minggir, Truk Bermuatan Bibit Merica Terguling di Kutasari Purbalingga

Diapun tidak menampik jika semut ini bisa saja terbawa dari luar Jawa.

"Sifatnya cosmopolitan dan bisa bersarang di bangunan. Bisa saja terbawa dari Lampung, kita tidak tahu. Yang jelas, dia kemungkinan besar terbawa oleh tumpukan kayu. Kemungkinan, mereka sudah bersarang di kayu itu saat di bawa ke tempat sekarang," tambahnya.

Semut jenis ini sebetulnya dapat makan apa saja. Namun, lebih menyukai makanan yang mengandung protein, semisal belalang, memiliki sumber protein tinggi, dibandingkan gula.

Guna mengatasi teror semut ini, Unsoed menyarankan agar warga memberikan umpan pakan yang mengandung insektisida slow action didekat sarang-sarangnya.

"Cara penanggulangan bisa menggunakan bahan aktif slow action untuk dicampur umpan dari pada pakai semprot pestisida, lebih amannya pakai umpan," katanya.

Setelah dilakukan pengecekan di laboratorium hingga mengetahui jenisnya, pihaknya akan membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas untuk penanganan semut tersebut. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved