Pilkda Serentak 2020
Maju dan Dukung Calon dari Partai Lain, Lima Kader PDI Perjuangan di Jateng Dipecat
Lima orang itu dinilai membelot lantaran melawan instruksi partai terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - PDI Perjuangan resmi memecat lima kadernya di Jawa Tengah. Lima orang itu dinilai membelot lantaran melawan instruksi partai terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) 2020.
Kelima kader tersebut ada di Kabupaten Semarang (2 orang), Blora, Demak, dan Klaten.
Sekretaris DPD PDI-P Jateng Bambang Kusriyanto menyatakan, surat pemecatan kelima kader tersebut sudah diterbitkan pimpinan partai di tingkat pusat dan ditandatangani Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Mereka dianggap tidak patuh dan tidak tegak lurus terhadap rekomendasi partai saat pilkada," kata Bambang, dalam keterangan tertulis yang dikutip Tribunbanyumas.com, Minggu (25/10/2020).
Baca juga: Mugiyono Dipecat PDIP, Maju Pilkada Demak Bersama Partai Lain
Baca juga: Bupati Semarang Mundjirin Dipecat Sebagai Kader PDIP, Termasuk Anaknya Bina Munawa Hatta
Baca juga: Terancam Bakal Dipecat Karena Dianggap Membelot, Wakil Ketua PKB Kabupaten Semarang: Biasa Saja
Lima kader yang dipecat tersebut adalah Bupati Semarang, Mundjirin dan anaknya, Biena Munawa Hatta (Kabupaten Semarang), Dwi Astutiningsih (Blora), Mugiyono (Demak), dan Harjanta (Klaten).
Para kader tersebut dipecat karena maju pilkada dan mendukung lawan pasangan calon (paslon) yang diusung PDI Perjuangan.
Seperti diketahui, di Kabupaten Semarang, Bupati Mundjirin disanksi karena mendukung istrinya, Bintang Narsasi, maju di Pilkada Kabupaten Semarang, diusung partai lain. Begitu juga dengan anaknya, Biena Munawa Hatta, anggota DPRD Kabupaten Semarang Fraksi PDIP.
Sementara, PDI Perjuangan mengusung paslon Ngesti Nugraha-Basari (Ngebas) di Pilkada Kabupaten Semarang.
Sedangkan Dwi Astutiningsih, dipecat karena maju Pilkada Blora melalui Partai Demokrat. Padahal, partai berlambang kepala banteng telah mengusung Arif Rohman-Tri Yulisetyowati.
Mugiyono, juga maju sebagai calon bupati Demak dengan menggandeng Badarudin Ma'shum (Gus Bad). Mugiyono menyeberang ke Partai Gerindra setelah PDI Perjuangan memberikan rekomendasi ke Eistianah-Ali Makhsun.
Terakhir, Harjanta dipecat karena maju Pilkada Klaten melalui partai lain. Dia melawan jagoan PDI Perjuangan, petahana Sri Mulyani-Yoga Hardaya.
Bambang Kusriyanto menyatakan, para kader tersebut diberi sanksi pemecatan karena dianggap melakukan pelanggaran berat.
Baca juga: Sempat Kabur, Kades di Grobogan Akhirnya Menyerahkan Diri ke Polisi setelah Ketahuan Berjudi
Baca juga: Gus Nur Ditangkap Bareskrim Polri, Langsung Berstatus Tersangka
Baca juga: Di Politeknik Banjarnegara, Wisudawan Dapat Souvenir Kelulusan 10 Bibit Pohon
Baca juga: Gempat Magnitudo 5,9 Guncang Pangandara, Terasa Hingga Bumiayu dan Paguyangan Brebes
"Melanggar disiplin partai dan tidak mengawal rekomendasi pada Pilkada. Justru maju dari partai lain," kata pria yang akrab disapa Krebo ini.
Ketua DPRD Jateng ini membantah anggapan di pilkada tahun ini banyak kader PDI Perjuangan yang membelot.
"Kalau lima, saya rasa tidak banyak dibanding jumlah kader se-Jateng. Lagipula, bukan soal banyak sedikitnya yang dipecat tapi lebih kepada konsekuensi menjadi kader wajib mengawal keputusan partai," ujarnya. (*)