Polemik UU Cipta Kerja

Demo Tolak UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Jateng: Janji Ganjar Hingga Ajakan Menyanyi Dangdut

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah menelepon tiga menteri terkait aspirasi para buruh di provinsi tersebut terhadap UU Cipta Kerja.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Gubernur Ganjar menyapa peserta aksi dari atas mobil komando dalam demo buruh menolak UU Cipta Kerja di depan gedung DPRD Jawa Tengah, Senin (12/10/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku telah menelepon tiga menteri terkait aspirasi para buruh di provinsi tersebut, terkait sikap terhadap Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.

"Saya tahu perasaan panjenengan maka saat terjadi keramaian-keramaian ini, nggak usahlah saya disuruh-suruh. Saya langsung telepon tiga menteri pada saat itu, saya sampaikan kepada mereka," kata Ganjar saat menemui massa pendemo di depan Kantor DPRD Jateng, Senin (12/10/2020).

Kepada para menteri tersebut Ganjar menyampaikan bahwa buruh di Jateng menolak Omnibus Law.

Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja di Banyumas Hari Ini Digelar di 7 Titik

Baca juga: Jurnalis Dianiaya Aparat saat Liput Demo Tolak UU Cipta Kerja di Jakarta, AJI Minta Polri Usut

Baca juga: Cerita Lain Aksi Demo di Serang Banten, Pelajar SMP Diancam Bakal Dibunuh Jika Tidak Ikut

Kepada sejumlah menteri itu, ia menuturkan bahwa UU Cipta Kerja ditolak buruh dan tidak dipahami.

"Buruh yang menolak kebingungan, kami juga tidak tahu. Maka, saya mendorong pemerintah pusat agar segera memberikan draf salinan undang undang itu. Teman-teman jangan khawatir, Jakarta sudah mendengar suara dari Jawa Tengah," ucapnya.

Ganjar juga mengapresiasi aksi demonstrasi yang digelar para buruh kemarin.

Menurutnya, aksi ini bisa menjadi contoh, bagaimana cara menyampaikan aspirasi kepada pemerintah secara baik dan benar.

"Mereka izin baik-baik dan menyampaikan suara lewat cara yang baik pula. Mudah-mudahan, ini bisa jadi contoh. Jangan khawatir, kami berkomunikasi terus dengan pemerintah pusat untuk menyampaikan pendapat buruh," tegasnya.

Ganjar mengatakan, pihaknya tidak melarang aksi demonstrasi. Ruang menyampaikan pendapat ia buka lebar.

"Daripada demo rusuh, visual kita pertengkaran, pukul-pukulan. Belum lagi anak-anak yang terlibat, tidak tahu apa-apa tapi ikut keramaian. Demonya jadi kehilangan konteks. Maka, lebih baik saya menemani mereka untuk menyampaikan aspirasi," imbuhnya.

Baca juga: Pagi Ini Banjarnegara Diguncang Gempa Tektonik 2,7 SR, Warga Tak Merasakan Apa-apa

Baca juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Selasa 13 Oktober 2020: Ada Film Patriots Day di Trans TV

Baca juga: Harga Emas Antam di Pegadaian Pagi Ini, 13 Oktober 2020 Rp 2.054.000 Per 2 Gram

Baca juga: Cuaca Purwokerto Hari Ini: Hujan Diperkirakan Terjadi Siang Hingga Malam

Sebelum memberikan penjelasan, lewat pengeras suara, politikus PDIP ini juga sempat mengajak ribuan buruh menyanyi lagu dangdut.

"Neng kene ono ora sing iso nyanyi dangdut? (Di sini ada yang bisa menyanyi dangdut)," ucapnya.

Setidaknya, ada tiga buruh yang naik mobil komando dan bernyanyi dangdut bersama Ganjar.

Para buruh yang naik mobil komando itu diberi uang karena telah bernyanyi dan menghibur pendemo.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar tak henti-hentinya mengingatkan agar buruh yang berdemo tetap menjaga jarak dan memakai masker. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved