Berita Nasional

Cerita Lain Aksi Demo di Serang Banten, Pelajar SMP Diancam Bakal Dibunuh Jika Tidak Ikut

Ancaman tersebut akhirnya membuat H bersama rekannya memutuskan untuk berangkat dari rumahnya menuju Kantor Gubernur Banten.

Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/RASYID RIDHO
Puluhan pelajar diamankan Polda Banten saat akan ikut demo. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SERANG - Aksi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah, seperti di Serang, Banten.

Berbagai elemen masyarakat mulai dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar beramai-ramai melakukan aksi unjuk rasa.

Namun ada cerita menarik dari puluhan pelajar yang berhasil diamankan oleh pihak kepolisian saat berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Banten, Curug, Kota Serang.

Salah satunya adalah pemuda berinisial H.

Viar Juga Hadirkan Sepeda Lipat Listrik, Ini Spesifikasi dan Harga Viar Panama

Target Retribusi Parkir Turun Rp 275 Juta, Tahun Ini di Kota Salatiga

Terbukti Gunakan Narkoba, Dwi Sasono Divonis Enam Bulan Rehabilitasi

Keberhasilan Susanti, Pengusaha Mikro Purbalingga Beralih Usaha Baru di Tengah Pandemi

Pelajar SMP di Kota Serang ini mengaku dipaksa oleh rekannya untuk ikut berdemo.

Jika tidak mau ikut, maka dia akan dipukuli, dijauhi hingga diancam akan dihabisi nyawanya.

"Tadi pagi ada teman ke rumah menjemput, dia ngajak demo."

"Kalau enggak ikut, katanya diincar, digebukin, mau dibunuh," kata H seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (8/10/2020).

Ancaman tersebut akhirnya membuat H bersama rekannya memutuskan untuk berangkat dari rumahnya menuju Kantor Gubernur Banten.

"Tadi diajak aja demo, demo apa juga saya enggak tahu, yang penting ikut daripada digebukin," ujar siswa SMP kelas VII itu.

Saat diamankan, H bingung untuk menghubungi keluarganya, karena orangtuanya sedang bekerja di Arab Saudi.

Kepala Bidang Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi mengatakan, dari 75 pelajar SMP, SMK, SMA dan anak putus sekolah yang diamankan.

Sebagian besar mengaku hanya ikut-ikutan berdemo.

"Sebagian ada diajak oleh temannya, sebagain ajakan dari medsos yang mereka sendiri enggak tahu tujuan unjuk rasanya apa, mau ke mana, diajak ikut saja," kata Kombes Pol Edy.

Kombes Pol Edy menyayangkan di saat pandemi Covid-19 dan sekolah sedang menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau daring, para pelajar ini justru ikut-ikutan demo.

"Ini adalah tanggung jawab moril kita bersama sebagai anak bangsa untuk ikut mengimbau, mencegah."

"Para orangtua juga punya peran penting untuk ikut mengedukasi anaknya," ujar Kombes Pol Edy.

Selain itu, menurut Kombes Pol Edy, para remaja ini rentan terpapar Covid-19, karena melanggar protokol kesehatan.

"Kami akan rapid test semua yang diamankan."

"Dites urine juga untuk mengetahui apakah mereka di bawah pengaruh obat-obat terlarang," kata Kombes Pol Edy. (*)

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul "Cerita Pelajar SMP, Dipaksa Ikut Demo Hingga Diancam Akan Dihabisi"

Keberhasilan Susanti, Pengusaha Mikro Purbalingga Beralih Usaha Baru di Tengah Pandemi

Begini Aktivitas Santri Positif Covid-19 Selama Jalani Karantina Mandiri di Ponpes Kebumen

Masyarakat Temanggung Bisa Tukar Botol Plastik Menjadi BBM di SPBU, Begini Syaratnya

1.600 Warga Dievakuasi setelah Gudang Amunisi di Rusia Terbakar: Peluru Meledak Setiap 10 Detik

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved