Buntut Ledakan di Beirut dan Demonstrasi Warga, 2 Menteri Lebanon Mundur dari Jabatan

Aksi unjuk rasa di dekat gedung parlemen di Beirut, Lebano, berakhir rusuh ketika mereka melemparkan batu dan memblokir jalan, Minggu (9/8/2020).

Editor: rika irawati
REUTERS/GORAN TOMASEVIC
Seorang demonstran mengibarkan bendera Lebanon di depan pasukan polisi, dalam aksi unjuk rasa di Beirut, Lebanon, pada Sabtu (8/8/2020). 

Ototitas Lebanon telah menangkap 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020).

Demikian kantor berita negara National News Agency (NNA) mengutip keterangan hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).

Dikabarkan Ingin Mengakuisisi TikTok secara Global, Microsoft Siapkan Dana Hingga Rp 733 Triliun

Ternyata Ini Fungsi Layar 120 Hz di Samsung Galaxy Note 20 Ultra, Terutama Bagi Para Gamers

Sumber peradilan dan media lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan di antara mereka yang ditahan.

Fadi Akiki mengatakan sejauh ini lebih dari 18 orang mulai dari pejabat pelabuhan, Bea Cukai dan pihak terkait yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan di gudang.

"Enam belas orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan," ujar Akiki. Dia mengatakan penyelidikan masih terus berlanjut.

Sebuah sumber yudisial dan dua penyiar lokal mengatakan, Manager Umum Hassan Koraytem di antara mereka yang ditahan.

Sebelumnya, bank sentral mengatakan telah membekukan rekening tujuh orang termasuk Koraytem.

Total Kerugian Mencapai Rp 216 Triliun

Gubernur Beirut Marwan Abboud memperkirakan kerugian akibat ledakan Selasa (4/8/2020) mencapai 10 hingga 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp144 triliun-Rp216 triliun.

Jumlah ini termasuk kerugian langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan bisnis.

Demikian disampaikam Gubernur Beirut kepada Al Hadath TV pada Rabu (5/8/2020) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/8/2020).

Gubernur juga mengatakan kepada Al Hadath TV bahwa jumlah gandum yang tersedia saat ini terbatas. Bahkan ia berpikir, krisis akan terjadi, jika tanpa campur tangan internasional.

Pemerintah Lebanon telah meminta dukungan bantuan dari komunitas internasional.

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium nitrat yang digunakan dalam pupuk dan bom, telah disimpan di gudang tersebut selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan.

Dia juga mengutuk kurangnya langkah keamanan itu. Dalam pidato Nasionalnya, ia menegaskan, pemerintah "bertekad untuk menyelidiki dan mengekspos apa yang terjadi sesungguhnya sesegera mungkin".

Kolonel Ini Tewas Misterius setelah Minta agar Amonium Nitrat Dipindah dari Pelabuhan Beirut Lebanon

Mengaku Solidaritas, Gedung Balai Kota Tel Aviv Israel Dihiasi Lampu Berwarna Bendera Lebanon

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved