Berita Kudus

Semangat Difabel Berjualan Bendera, Meski Pernah Kena Tipu Pembelinya

Di tengah keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas, tak menyurutkan semangat Devi Arisandi (31) untuk mengais rezeki di Kota Kretek.

Editor: Rival Almanaf
Tribunbanyumas.com/ Raka F Pujangga
Devi Arisandi (31)‎, penyandang disabilitas berjualan bendera merah putih dan umbul-umbul di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Di tengah keterbatasannya sebagai penyandang disabilitas, tak menyurutkan semangat Devi Arisandi (31) untuk mengais rezeki di Kota Kretek.

Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan ke-75, Devi berjualan umbul-umbul dan bendera merah putih, di Jalan Jenderal Sudirman, Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.

Jalan yang berada di KM. 4 menghubu‎ngkan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati itu menjadi tempat yang strategis untuk berjualan bendera.

Kera Dewasa Resahkan Warga Sampangan Dievakuasi Damkar

Misteri 8 Tangga Kuno Menuju Candi Arjuna Dieng, Baru Ditemukan Dua

Ketua KPU Gianyar Bali Positif Covid-19, Awalnya Kena DBD

Devi menyampaikan, ‎berjualan bendera itu untuk mencari rezeki bagi istri dan dua orang anaknya.

Biarpun harus menggunakan dua buah kruk dan bantuan kaki palsu untuk berdiri, namun dia tetap ‎semangat.

Saat ini, Devi memiliki anak yang baru masuk sekolah dasar berusia tujuh tahun dan anak keduanya yang berumur dua bulan.

"Saya niatnya jualan di sini untuk keluarga, walapun kondisinya begini saya nggak mengemis," jelas dia.

Dia tak pernah berharap kasihan dari orang lain. Devi memilih untuk bekerja untuk mendapatkan uang yang halal.

Biarpun banyak orang yang mencibirnya jika dagangannya tak akan lalu, dia selalu bersemangat.

"Ya dulu banyak yang bilang kalau jualan bendera ini nggak akan laku. Tapi saya nggak pedulikan," ujar pria yang biasanya bekerja di pabrik kue.

Selama sembilan tahun berjualan bendera di tanah Jawa, Devi juga pernah mengalami rintangan.

Di tengah kondisinya itu, masih ada saja yang menipunya saat tengah berjualan bendera di Sukoharjo.

Dia menceritakan, ada calon pembeli bende‎ra yang berpura-pura uangnya ketinggalan dan meminjam uang Rp 50 ribu untuk membayar nasi.

Tak tega, dia pun memberikan uang tersebut dan menunggu kedatangan calon pembeli mengambil bendera yang dipesan.

Namun, orang yang meminjam uang sekitar tahun 2014 itu, tidak pernah kembali lagi ke sana‎ mengembalikan uangnya.

"Saya tunggu orang itu nggak pernah kembali. Saya kena tipu Rp 50 ribu sama orang yang mau membeli bendera," ujar warga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

‎Kejadian itu tak pernah membuatnya kapok berjualan bendera menjelang Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus.

Apalagi hasil berjualan bendera itu tidak sedikit, dalam sekali musim dia bisa mendapatkan uang hingga Rp 10 juta.

"Pernah saya berlima sama teman itu dikumpulkan hasilnya sampai Rp 50 juta. Itu sekitar lima tahun lalu," ujar pria yang sudah menyandang disabilitas sejak lahir.

Namun, kondisi penjualan bendera tidak selalu mulus terutama saat banyak penjual bendera musiman.

Apalagi pada saat pandemi ini, banyak masyarakat yang menunda untuk membeli bendera atau umbul-umbul merah putih.

Lima hari pertama berjualan bendera, dia mengaku tidak bisa menjual barang satu kali pun.

"Baru tahun ini saya merasakan lima hari berjualan tidak ada yang beli. Padahal biasanya hari pertama buka sudah ada yang beli," jelasnya.

Harga bendera yang dijual juga tidak mengalami peningkatan, masih sama banderolnya dengan tahun lalu.

Menurutnya, harga bendera hampir tidak mengalami kenaikan setiap tahunnya.

"Harganya mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 300 ribu tergantung ukuran bendera dan umbul-umbulnya," jelas dia.

Penjualan yang paling banyak pada tahun ini didominasi bendera. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang didominasi umbul-umbul merah putih.

Pengacara Djoko Tjandra, Anita Kolopaking, Jalani Pemeriksaan Perdana sebagai Tersangka

Isu Mahar Partai Nasdem di Pilkada Kabupaten Semarang, Ali Mansyur Bakal Ambil Langkah Hukum

Hendi Minta Warga Tidak Gelar Lomba 17an untuk Cegah Covid-19

Jika tahun sebelumnya bisa menjual hingga dua kodi per hari. Saat ini bisa menjual satu kodi per hari saja dinilai sudah bagus.

"Ini bendera paling laku, ini sudah habis stoknya. Tersisa umbul-umbul saja," ujar dia.

Rencananya, dia akan berjualan hanya sampai tanggal 14 Agustus 2020 dengan harapan seluruh jualannya ludes.

Sehingga dia tidak perlu lagi membawa bendera-bendera tersebut ke Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

"Harapannya ini jualannya habis semua," ujarnya. (raf)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved