Berita Banjarnegara
Ingin Lihat Embun Es Dieng? Biar Tidak Kecele Baiknya Kenali Dahulu Tandanya, Seperti Berikut Ini
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie mengatakan, bun upas biasanya ditandai dengan kondisi siang hari yang sebelumnya terik.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Fenomena bun upas selalu menarik perhatian.
Keindahannya mampu membius banyak wisatawan dari berbagai daerah untuk datang ke Dieng.
Sayangnya, tidak semua wisatawan beruntung bisa menyaksikan peristiwa langka itu.
Bun upas memang susah diprediksi kapan kemunculannya.
• Santri Ponpes Jadi Pahlawan Masker di Era New Normal, Impian Gus Khayat Dimulai di Banjarnegara
• Partai Gerindra dan PKS Bentuk Koalisi Baru di Pilkada Purbalingga, Usung Paslon Fidloh-Adi Yuwono
• Kota Semarang Terbanyak Kedua Kasus Kematian Pasien Covid-19, Begini Respon Hendrar Prihadi
• Layanan Posyandu Mulai Diaktifkan Lagi di Kota Salatiga, Begini Skema Penerapannya
Meski biasanya, gejala alam tertentu biasa mengiringi kemunculan bun upas.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie mengatakan, bun upas biasanya ditandai dengan kondisi siang hari yang sebelumnya yang terik.
Ini sebagai dampak dari cuaca cerah dan tidak adanya tutupan awan.
Tetapi itu pun tidak bisa dijadikan patokan untuk memprediksi kemunculan bun upas.
Faktor lokal disebutnya ikut berperan terkait pembentukan embun es.
"Karena faktor lokal juga ikut berperan."
"Seperti di Dieng, biasanya hanya muncul di sekitar komplek Candi Arjuna," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (6/8/2020).
Untuk menyaksikan bun upas pun cukup sulit.
Mengingat, fenomena tersebut biasanya muncul waktu tengah malam dan menjelang pagi, sekira pukul 06.00 hingga pukul 07.00.
Setelah itu, embun es mencair karena paparan terik matahari pagi.
Saat tengah malam, embun es yang sudah terbentuk tak dapat disaksikan mata telanjang karena kondisi gelap.
Pemandangan itu baru bisa disaksikan keindahannya menjelang pagi.
Peristiwa itu pun hanya berlangsung singkat karena segera mencair seiring naiknya mentari pagi.
Makanya tak heran, sejak habis subuh, wisatawan yang tak ingin melewatkan momentum itu rela berkumpul di lapangan rumput komplek Candi Arjuna untuk menanti penampakannya.
Tak jarang mereka harus kecewa lantaran bun upas yang ditunggu ternyata tak datang.
Seperti yang terjadi pada akhir pekan lalu, Sabtu (31/7/2020) dan Minggu (1/8/2020).
Yakni saat awal pembukaan Objek Wisata Dieng Banjarnegara.
Padahal, saat itu wisatawan sudah membeludak di Dieng.
Selain menikmati objek wisata yang ada, sebagian mereka tentu ingin menyaksikan indahnya "salju" yang menyelimuti komplek Candi Arjuna.
Sebagian wisatawan bahkan rela menunggu di parkiran candi Arjuna sejak hari masih petang.
Pasalnya, di hari-hari sebelumnya, akhir Juli 2020, bun upas sempat turun selama beberapa hari berturut-turut.
Alhasil, untuk bisa menikmati pemandangan langka itu, faktor "untung-untungan" lebih menentukan.
"Tidak ada (bun upas) saat itu."
"Wisatawan sudah banyak yang menginap dan yang menunggu di parkiran candi dari malam juga," kata Kepala UPT Dieng Banjarnegara, Sri Utami. (Khoirul Muzakki)
• Dapat Kiriman Surat Siswi SD di Salatiga, Begini Respon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
• Hoaks! PNS Setda Kabupaten Kendal Diliburkan Tujuh Hari Karena Covid-19, Ini Fakta Sebenarnya
• Warga Boleh Gelar Hajatan di Banyumas, Tapi Diminta Patuhi Aturan Berikut Ini
• Mantapkan Tegal Go Digital, Jumadi Sambangi Kementerian Kominfo, Ini Hasil Pertemuannya