Berita Semarang
Isu Kembalinya Praktik Prositusi di GBL Semarang, Ini Fakta Hasil Sidak Pengurus Paguyuban
Pengurus paguyuban lantas melakukan sidak ke seluruh wisma secara door to door pada Selasa (28/7/2020) dini hari, pasca isu prostitusi.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pengurus Paguyuban Kampung Karaoke Rowosari Atas (Pakkar) geram lantaran dihembuskan isu kawasan tersebut kembali menjadi tempat prostitusi.
Isu tersebut dimunculkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Pengurus paguyuban lantas melakukan sidak ke seluruh wisma secara door to door pada Selasa (28/7/2020) dini hari.
• Sepekan Terakhir Kasus Covid-19 Terus Menurun di Kota Semarang, Ini Buktinya
• Pemain Muda PSIS Semarang Ini Dapat Wejangan Khusus, Trik Pikat Hati Shin Tae-yong
• Wisata Karaoke Bandungan Semarang Sudah Dibuka Lagi
• Pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic Ingin Jajal Latihan Malam di Stadion Citarum
Mereka menyisir seluruh kawasan Kampung Karaoke Rowosari Atas RW 06 Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
Tidak ditemukan adanya pelanggaran seperti yang dihembuskan oleh pihak tersebut.
"Isu yang dihembuskan bahwa GBL ada prostitusi itu tidak benar."
"Kami sudah terjun ke lapangan hingga pagi ini tidak menemukan adanya praktik prostitusi," ujar Ketua Pakkar, Kaningsih (64) kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (28/7/2020).
Kaningsih atau akrab disapa Mami Ning sangat menyayangkan informasi yang salah tersebut.

Akibat dari isu yang beredar, muncul kekhawatiran dari pengurus karena merasa mempunyai tanggungjawab untuk menaati aturan dan amanah Satpol PP Kota Semarang.
"Sejak isu ini muncul, kami langsung menindaklanjuti dengan melakukan sidak secara rutin didampingi oleh Polsek Tugu."
"Pemilik wisma sangat terbuka saat sidak karena mereka memang tidak merasa melakukan praktik prostitusi," bebernya.
Menurut Mami Ning, penutupan prostitusi dilakukan oleh Pemkot Semarang pada 19 November 2019.
Kemudian disusul dibentuknya Pakkar dari yang dahulunya Resos Rowosari Atas pada 28 November 2019.
Kini sangat berbeda suasananya di wilayah tersebut.
Tidak ada lagi prostitusi lantaran sudah dilarang Pemkot Semarang.