Cara Memilih Hewan Kurban yang Sehat Jelang Idul Adha
Permintaan hewan kurban, baik sapi dan kambing pun meningkat seiring semakin dekatnya hari raya.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Hari raya Idul Adha 10 Zulhijah 1441 Hijriah dipatikan jatuh pada Jumat (31/7/2020).
Permintaan hewan kurban, baik sapi dan kambing pun meningkat seiring semakin dekatnya hari raya.
Namun, sebelum membeli, masyarakat perlu memastikan bahwa hewan kurban yang dibeli bukan hanya sehat tetapi juga layak secara syariat Islam.
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 tahun 2014 disebutkan bahwa hewan kurban harus sehat, tidak cacat, dan tidak kurus.
• Ini Deretan Ponsel Harga Rp 5 Jutaan Bulan Juli 2020
• Sempat Dibebastugaskan, Sucipto Hadi Purnomo Kembali Aktif sebagai Dosen Unnes
• Jika Liga 1 Lanjut Panser Biru dan Snex Justru Minta PSIS Semarang Bermarkas di Yogyakarta
• Gelar Operasi Pekat, Polresta Banyumas Sita Ratusan Botol Miras Mulai dari Ciu Hingga Tuak
Selain itu, hewan kurban juga mesti berjenis kelamin jantan dan sudah cukup umur untuk disembelih.
Lantas bagaimana cara mengecek kesehatan serta memelihara hewan kurban yang akan disembelih?
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB drh Supratikno mengatakan bahwa mengecek hewan sakit harus dilakukan oleh orang yang punya kompetensi medis.
"Namun secara sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melihat status present atau kondisi umum dari hewan," ujarnya pada Kompas.com baru-baru ini.
Dia menjelaskan, hewan kurban adalah hewan istimewa, berbeda dengan hewan sembelihan biasa.
Oleh karena itu harus memenuhi empat kriteria, yaitu sehat, tidak cacat, tidak kurus dan telah cukup umur/mussina/berganti gigi.
Lalu sehat itu seperti apa?
Supratikno mengatakan secara sederhana hewan masih bisa dikatakan sehat jika:
- masih aktif bergerak
- nafsu makan baik
- aktif berinteraksi dengan hewan lain
- saling menaiki atau berkelahi
- suhunya normal berkisar 38 sampai 40 derajat celcius untuk kambing
- suhunya normal berkisar 37,5 sampai 39,5 untuk sapi
- rambutnya mengkilat, tidak kusam
- tidak ada kotoran di mata hidung, mulut dan anus.
Sementarai itu, hewan yang tidak cacat artinya tidak pincang, buta, telinga robek, berpenyakit kulit, dan lain-lain.
Selain itu menurutnya hewan harus gemuk, tidak boleh kurus.
Hal itu karena bisa jadi pada hewan yang kurus, terdapat penyakit seperti cacingan dan tuberculosis di dalam organ dalamnya.
Hewan juga harus musinah atau sudah dewasa, karena hewan yang masih muda proporsi tulangnya tinggi dan proporsi dagingnya rendah.
Hewan muda juga lebih mudah stress dan mengalami susut bobot badan yang tinggi.
"Terkait masa pandemi corona, sampai saat ini belum ada informasi yang menyatakan hewan dapat terkena atau menjadi sumber penularan Covid-19," katanya.
Sebagai antisipasi, selama proses penjualan, penampungan, dan penyembelihan, imbuhnya tentu harus menerapkan protokol kesehatan.
Prinsipnya, kata dia, penerapan higiene personal, kurangi kerumunan, hindari kontak langsung, dan hindari perpindahan orang.
Saat disinggung terkait waktu yang tepat untuk melakukan pengecekan hewan kurban, imbuhnya, pengecekan dilakukan berkala di tempat-tempat penjualan hewan kurban dan penampungan di masjid.
Tapi pemeriksaan ante mortem dilakukan di penampungan masjid dan hanya berlaku 24 jam.
Pemeriksaan ante mortem merupakan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sebelum hewan disembelih.
Dia mengatakan saat hewan berada di masjid minimal ditampung dan diistirahatkan sebelum disembelih.
Waktunya bisa bervariasi.
• Termasuk di Semarang, Solo, dan Purwokerto, Berikut Daftar Stasiun Kereta Api yang Layani Rapid Test
• Kakak Tusuk Adik dengan Keris Karena Dendam Pernah Diolok-olok
• 61 Siswi SMP Terlibat Prostitusi Online, Sebagian Ada yang Hamil dan Positif HIV
• Potensi Kabut Pekat di Daerah Pegunungan Tengah Malam Nanti, Wonosobo dan Banjarnegara
"Yang jelas harus ditempatkan di kandang penampungan yang ada atapnya, ada pagarnya, diikat dengan tali yang cukup, dan tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek," kata Supratikno.
Penting juga untuk memberikan makan jika ditampung lebih dari 12 jam, kemudian dipuasakan kembali selama 12 sebelum pemotongan.
Dia menambahkan, minum harus disediakan terus menerus selama di penampungan sampai menjelang dipotong.
Ada juga yang perlu dihindari. Menurutnya, dilarang mencampur ternak yang jenisnya dan ukurannya berbeda.
Itu karena ada bakteri Pasteurella multocida yang tidak menimbulkan gejala serius pada domba, tetapi akan menyebabkan sakit yang serius pada sapi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Cara Mengecek Kesehatan dan Memelihara Hewan Kurban? Ini Panduan Lengkapnya...",