Berita Purbalingga

Wisata Air Owabong Purbalingga Gelar Simulasi New Normal, Sarwendra: Takut Ada yang dari Luar Kota

Wisata Air Owabong Purbalingga Gelar Simulasi New Normal, Wisatawan dari Luar Kota Turut Berdatangan, Sarwendra: Saya Takut Ada yang dari Luar Kota

Wahana Air Owabong telah memulai sumulasi penerapan new normal, dengan membuka objek wisata tersebut dan menerima kedatangan wisatawan. Sejumlah pengunjung dari luar kota pun berdatangan, satu di antaranya pengunjung dari Jakarta.

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Objek wisata di bawah manajemen Perumda Owabong Kabupaten Purbalingga lakukan simulasi penerimaan pengunjung aka wisatawan secara serentak.

Satu di antaranya yang telah menggelar simulasi dan menerima kunjungan wisatawan adalah wahana air Owabong.

Meski masih bersifat simulasi, pengunjung yang datang obyek wisata tersebut tetap dikenakan biaya tiket.

Pun, jumlah pengunjung yang datang dan jam operasional dibatasi.

Berikut Jadwal Penampakan Gerhana Matahari Cincin di 31 Provinsi pada 21 Juni, Jateng Jam Berapa?

Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini

Viral Video Polisi dan Istrinya Kena Pukul Warga Saat Amankan Jambret Dari Amukan Massa

Jual Istri Sendiri Seharga Rp300 Ribu, Sudarmono: untuk Makan, Tak Ada Pemasukan Selama Pandemi

Tempat cuci tangan, ruang disinfektan, papan himbauan, dan penanda social distancing telah disediakan saat pelaksanaan simulasi.

Pihak pengelola juga telah melakukan pengecekan suhu tubuh pengunjung yang datang.

Walaupun belum dibuka secara resmi, sudah banyak masyarakat yang mengunjungi lantaran mereka mengaku sudah jenuh di rumah.

Satu diantaranya Sawendra (36) warga Babakan. Ia menuturkan sudah lama tempat wisata tidak buka.

Hal ini membuatnya merasa jenuh karena tidak ada hiburan.

"Orang lain jenuh, saya juga jenuh dengan kondisi seperti ini," tutur dia, Sabtu (20/6/2020).

Menurut dia, meski Kabupaten Purbalingga tergolong aman dari Covid-19, protokol kesehatan wajib dilaksanakan.

"Tapi saya takut kalau ada wisatawan dari luar kota," ujarnya.

Ia menilai awal simulasi masih sepi pengunjung. Protokol kesehatan telah dilaksanakan di objek wisata tersebut.

"Saya lihat di sini (Owabong) telah menerapkan protokol kesehatan," tutur dia.

Sementara itu, Novia Herlita (40) pengunjung asal Jakarta, mengatakan semenjak pandemi corona tidak bisa berwisata.

Dirinya merasa senang terdapat tempat wisata yang telah buka.

"Saya senang ada yang buka. Selama ini saya takut," tuturnya.

Ia mengatakan wisata owabong telah menerapakan protokol kesehatan.

Pihak pengelola mewajibkan pengunkung untuk memakai masker, dan menyediakan tempat cuci tangan.

"Saya berharap pandemi corona segera berlalu dan bisa kembali beraktifitas dengaan normal, " tukasnya.

Manager Operasional Owabong, Tonang Bangun, mengatakan simulasi tersebut bertunjuk memberikan edukasi kepada pengunjung bahwa penerapan wisata new normal berbeda dengan sebelumnya.

Perbedaan tersebut diantaranya sebelum masuk tempat wisata harus cuci tangan, mengenakan masker, jaga jarak dan membudayakan hidup sehat.

"Intinya simulasi ini untuk persiapan new normal pariwisata," imbuhnya.

Tonang mengatakan rencananya simulasi tersebut akan dilaksanakan selama dua hari. Pelaksanaan simulasi terdapat pembatasan pengunjung sebanyak 30 persen dari jumlah pengunjung sebelumnya.

"Simulasi telah berbayar. Hal ini bertujuan agar todak terjadi lonjakan jumlah pengunjung," tutur dia.

Ia menuturkan pihak managemen telah menyediakan tempat cuci tangan, papan himbauan.

Selain itu menyemprot disinfektan, dan memberikan klorin pada air.

Gubernur larang wisata air buka

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N Rachmadi, mengatakan destinasi wisata diperbolehkan dibuka kembali dengan sejumlah persyaratan.

Antara lain harus diawali dengan simulasi atau latihan pelaksanaan protokol kesehatan.

Lalu mengantongi izin dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Selain itu, hanya destinasi wisata yang memiliki risiko rendah penularan yang bisa dibuka.

Misalnya, wisata alam yang tidak berpotensi menimbulkan kerumunan massa.

Bagaimana dengan kolam renang dan wisata air?

Sinoeng menyatakan wisata air masih memiliki potensi tinggi penularan.

"Untuk destinasi air, secara spesifik dilarang buka."

"Lantaran, dianggap terlalu berisiko dan bisa menjadi klaster penularan Covid-19," katanya dalam diskusi virtual, Jumat (19/6/2020).

Meskipun klorin di kolam renang dinilai bisa menonaktifkan atau mematikan virus, sehingga tidak ada penularan melalui air, namun tetap saja dikhawatirkan menimbulkan kerumunan dan meningkatkan risiko.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Bidang SDM dan Ekonomi Kreatif Disporapar Jateng, Trenggono.

Menurutnya, larangan dioperasionalkannya kolam renang atau wisata air juga tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) nomor 2 /2020 terkait pedoman beraktivitas menuju new normal.

"Untuk kolam renang, sesuai dengan instruksi pemerintah, diharapkan jangan dulu (dibuka)," tandasnya.

Larangan tersebut juga berlaku pada kolam renang yang ada di dalam dan menjadi fasilitas hotel. Sehingga, ia meminta agar pengelola hotel tidak membuka spot kolam renang terlebih dahulu. (*)

Mengenal Deksametason Obat Pasar yang Diklaim Efektif Sembuhkan Covid-19, Bagaimana Penggunaannya?

Pegawai BMT Insan Mandiri di Banyumas Gelapkan Uang Nasabah, Jumlahnya Bisa Capai Rp 2 Miliar

Kakek 62 Tahun di Kebumen Meninggal Saat Check In Bersama Gadis Penghibur

Celeng Aneh Milik Warga Banyumas Viral, Suka Makan Nasi Hangat Roti dan Kopi, Kaki Berjari Panjang

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved