Berita Purbalingga
Gubernur Larang Buka, Wisata Air Owabong Nekat Mulai Simulasi, Pengelola: Sudah Dibahas di FGD
Gubernur Larang Buka, Wisata Air Owabong Nekat Mulai Simulasi, Pengelola: Sudah Dibahas di FGD
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: yayan isro roziki
Objek wisata air Owabong Purbalingga tetap nekat menggelar simulasi pembukaan destinasi wisata, meski sebelumnya Disporapar Jateng, menegaskan bahwa objek wisata air masih dilarang buka jelang New Normal. Menurut Kadisporapar Jateng, hal ini sesuai dengan Ingub 2/2020.
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinoeng N Rachmadi, mengatakan destinasi wisata diperbolehkan kembali buka dengan sejumlah persyaratan, menjelang penerapan New Normal atau kenormalan baru.
Namun hal itu tidak berlaku bagi wisata air atau kolam renang fasilitas hotel sekalipun.
Hal ini tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) nomor 2 /2020 terkait pedoman beraktivitas menuju new normal.
Namun demikian, pengelola objek wisata air Owabong Purbalingga tetap nekat membuka --meski masih dalam taraf simulasi-- destinasi wisata milik Perumda Purbalingga tersebut.
• Dispopar Jateng: Wisata Air Masih Dilarang Buka Jelang New Normal, Sesuai Instruksi Gubernur
• Cara Mudah Cek Kepesertaan Bansos Covid-19 Melalui Aplikasi, Simak Petunjuk Berikut Ini
• Wisata Air Owabong Purbalingga Gelar Simulasi New Normal, Sarwendra: Takut Ada yang dari Luar Kota
• 193 Kasus Baru dalam 3 Hari, Jelang PKM Berakhir Kasus Positif Covid-19 di Semarang Melonjak
Bahkan, wisatawan yang datang juga sebagian di antaranya berasal dari luar kota. Di antaranya berasal dari DKI Jakarta.
Pengelola berdalih, simulasi pembukaan objek wisata air Owabong ini telah dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan pemangku kepentingan di Purbalingga.
Manager Operasional Owabong, Tonang Bangun, menuturkan selama pandemi corona pariwisata Owabong sudah tutup selama tiga bulan.
Owabong menutup tempat pariwisatanya dari tanggal (19/3) lalu hingga saat ini.
"Tentunya selama tutup banyak penghasilan yang hilang," ujarnya saat ditemui TribunBanyumas.com, Sabtu (20/6/2020).
Menurutnya, sebelum pandemi jumlah pengunjung di hari biasa ditagetkan minimal 1.500 orang.
Rata-rata pengunjung yang datamg di dominasi oleh rombongan pelajar.
Berbeda halnya hari Sabtu jumlah pengunjung bisa mencapai 3.000 orang.
"Kalau lebaran beda lagi jumlah pengunjung bisa mencapai lima kali lipat. Lebaran tahun ini kami tutup," tutur dia.
Dia menerangkan setiap harinya pemasukan yang didapat berjumlah Rp200 juta.
Setiap bulan pendapatan perumda Owabong mencapai sekitar Rp1,5 miliar.
"Kalau tiket masuknya Rp20.000 hingga Rp30.000 tinggal berapa pemasukan Owabong yang hilang," tutur dia.
Dikatakannya, selama tutup biaya operasional Owabong terbilang tinggi. Pengeluaran tertinggi yang dikeluarkan adalah listrik.
"Kalau air kita dari sumber mata air. Setiap hari air ganti. Tapi ya selama pandemi kami perbanyak klorin," tutur dia.
Tonang mengatakan meski tutup selama tiga bulan, hingga saat ini belum ada karyawan yang dirumahkan.
Hanya saja untuk mengurangi beban operasional selama pandemi, gaji karyawan terpaksa dipotong sebanyak 30 persen.
"Dari bulan Mei hingga sekarang gaji dipotong 30 persen," tutur dia.
Menurut, mengatasi hal tersebut mau tidak mau obyek pariwisata harus tetap buka. Namun hal terkendala izin dari pemerintah.
"Kami disini juga telah mencoba berusaha mengikuti aturan yang ada, "ujarnya.
Tonang menuturkan simulasi sebelumnya telah dibahas di Forum Grup Disscusion (FGD). Simulasi ini mengenalkan orang untuk mengikuti tata cara berwisata di saat pandemi.
"Masyarakat harus menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Kami sudah menyediakan tempat cuci tangan. Kami juga menyediakan papan himbauan," tutur dia.
Memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan, pihaknya membatasi jumlah pengunjung 30 persen. Pembatasan dilakukan dari loket pembelian tiket.
"Misal jumlah pengunjung diangka 18 ribu kami batasi 30 persennya."
"Luasan di tempat kami (wahana air) 11 hektar area, bisa menampung 6.000 kalau dibagi dua."
"Kami juga memakai maskot Anoman untuk memberikan imbauan untuk pengunjung yang ada di kolam renang, " jelasnya.
Selain itu, ia menuturkan pengaturan juga dilakukan menuju jalan keluar dari wahana air. Saat ini jalan keluar tersebut melewati pasar.
Namun jika terjadi crowded (krodit) maka pengunjung hendak keluar langsung diarahkan ke pintu darurat yang langsung ke parkiran.
"Kalau krodit di situ (pasar) petugas kami langsung buka pintu darurat. Kami sudah sosialisasikan kalau pedagangnya tidak ikutin aturan langsung kami buka pintunya saja," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan,
Objek wisata di bawah manajemen Perumda Owabong Kabupaten Purbalingga lakukan simulasi penerimaan pengunjung aka wisatawan secara serentak.
Satu di antaranya yang telah menggelar simulasi dan menerima kunjungan wisatawan adalah wahana air Owabong.
Meski masih bersifat simulasi, pengunjung yang datang obyek wisata tersebut tetap dikenakan biaya tiket.
Pun, jumlah pengunjung yang datang dan jam operasional dibatasi.
Tempat cuci tangan, ruang disinfektan, papan himbauan, dan penanda social distancing telah disediakan saat pelaksanaan simulasi.
Pihak pengelola juga telah melakukan pengecekan suhu tubuh pengunjung yang datang.
Walaupun belum dibuka secara resmi, sudah banyak masyarakat yang mengunjungi lantaran mereka mengaku sudah jenuh di rumah.
Satu diantaranya Sawendra (36) warga Babakan. Ia menuturkan sudah lama tempat wisata tidak buka.
Hal ini membuatnya merasa jenuh karena tidak ada hiburan.
"Orang lain jenuh, saya juga jenuh dengan kondisi seperti ini," tutur dia, Sabtu (20/6/2020).
Menurut dia, meski Kabupaten Purbalingga tergolong aman dari Covid-19, protokol kesehatan wajib dilaksanakan.
"Tapi saya takut kalau ada wisatawan dari luar kota," ujarnya.
Ia menilai awal simulasi masih sepi pengunjung. Protokol kesehatan telah dilaksanakan di objek wisata tersebut.
"Saya lihat di sini (Owabong) telah menerapkan protokol kesehatan," tutur dia.
Sementara itu, Novia Herlita (40) pengunjung asal Jakarta, mengatakan semenjak pandemi corona tidak bisa berwisata.
• Berikut Jadwal Penampakan Gerhana Matahari Cincin di 31 Provinsi pada 21 Juni, Jateng Jam Berapa?
• Celeng Aneh Milik Warga Banyumas Viral, Suka Makan Nasi Hangat Roti dan Kopi, Kaki Berjari Panjang
• Hasil Tes Swab Mandiri, Pria 37 Tahun di Banjarnegara Dinyatakan Positif Covid-19, Jadi Kasus ke-41
• Mengenal Deksametason Obat Pasar yang Diklaim Efektif Sembuhkan Covid-19, Bagaimana Penggunaannya?
Dirinya merasa senang terdapat tempat wisata yang telah buka.
"Saya senang ada yang buka. Selama ini saya takut," tuturnya.
Ia mengatakan wisata owabong telah menerapakan protokol kesehatan.
Pihak pengelola mewajibkan pengunkung untuk memakai masker, dan menyediakan tempat cuci tangan.
"Saya berharap pandemi corona segera berlalu dan bisa kembali beraktifitas dengaan normal, " tukasnya. (*)