Teror Virus Corona

Ketika Para Pedagang Pilih Kabur dan Menghindari Rapid Test Massal, Padahal Gratis Tak Berbayar

Ketika Para Pedagang Pilih Kabur dan Menghindari Rapid Test Massal, Padahal Gratis Tak Berbayar

TRIBUN BANYUMAS/M NAFIUL HARIS
Ilustrasi rapid test massal - Para pedagang di Bengkalis, Riau, justru banyak yang memilih kabur saat petugas medis setempat menggelar rapid test. 

"Apalagi pemeriksaan kesehatannya kan dibiayai pemerintah. Kalau memang hasil swabnya reaktif, itu semua di-cover pemerintah."

"Swab dan perawatan PDP (pasien dalam pengawasan) juga dibiayai pemerintah."

Sebagaimana diketahui, jumlah positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis sebanyak 14 kasus.

Rinciannya, dua pasien masih dirawat, 11 pasien sembuh dan dipulangkan, dan satu pasien meninggal dunia.

Kemudian, orang dalam pemantauan (ODP) 123 orang, dan pasien dalam pengawasan (PDP) delapan orang.

Tenaga medis diusir dari pasar

Terpisah, petugas medis yang hendak melaksanakan rapid tes dan swab test terhadap para pedagang dan pengunjung pasar, ramai-ramai diusir warga dari Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Video pengusiran tenaga medis tersebut pun viral di media sosial (medsos).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor mengakui bahwa kejadian penolakan rapid test dan swab di Pasar Cileungsi adalah buntut dari kurangnya pemahaman pedagang tentang bahaya penularan virus Covid-19 dan arti penting tes.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, saat ini pihaknya akan memutuskan untuk melakukan sosialisasi yang lebih intensif dengan didukung fakta-fakta berapa jumlah pedagang dan keluarga yang tertular.

"Ini penting untuk dilakukan secara bersama sama agar soal pendataan seperti berapa yang meninggal akibat covid di pasar Cileungsi sebagai informasi yang harus dicermati oleh seluruh pedagang," ucap dia dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Menurut dia, pengusiran terhadap petugas medis saat itu terjadi karena pedagang merasakan kerugian secara ekonomi karena pasar ditutup dan sekarang pembeli cenderung berkurang.

"Fakta ini malah membuat pedagang jadi antipati terhadap upaya pemerintah untuk melakukan tes covid, karena khawatir akan memperpanjang kerugian mereka," ungkapnya.

Pada dasarnya , kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menurunkan uji rapid test dan swab gratis sebagai wujud rasa sayang dan peduli terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi, bukan berarti ingin membuat keresahan dan ketakutan terhadap pedagang kecil.

Jika tidak ingin pasar tersebut ditutup, maka penerapan protokol kesehatan di PSBB proporsional ini harus super ketat dan disiplin seperti memakai masker, mengatur alur masuk dan keluar, membatasi antara satu pedagang dengan lainnya serta menjaga kebersihan.

"Informasikan pula bahwa rapid test dan swab PCR itu biayanya sangat mahal," ujar dia ketika ditanya terkait tudingan kurangnya keseriusan Pemkab Bogor dalam mendata hasil uji Covid-19 rapid dan swab tes.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved