Berita Viral
Viral Warga Usir Pendatang Dengan 'Mercon Bumbung' Begini Kata Ketua RT
Sebuah video memperlihatkan sekelompok pemuda mengusir warga yang datang di pintu masuk desa menggunakan meriam bambu viral di media sosial.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Sebuah video memperlihatkan sekelompok pemuda mengusir warga yang datang di pintu masuk desa menggunakan meriam bambu viral di media sosial.
Pemuda itu mengusir warga yang datang karena desa tersebut ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau Covid-19.
Para pendatang yang ngeyel ingin memasuki desa untuk mengunjungi kerabat atau koleganya 'diusir' menggunakan dentuman meriam bambu.
Video viral tersebut terjadi di Desa Ringin Agung, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
• Curhatan Via Vallen, Adik Positif Covid-19 Padahal Rapid Test Negatif: NR Belum Tentu Bebas Corona
• Mahfud MD: Kematian Akibat Kecelakaan 9 Kali Lebih Besar Dari Covid-19, Jangan Takut Berlebihan
• Empat Guru Honorer Tewas Tenggelam Saat Perahu Ziarah Mereka Terbalik di Sungai
• Tidak Ada Kasus Positif Virus Corona di Yogyakarta Selama Dua Hari Terakhir, Apa yang Dilakukan?
Ketua RT 4 Desa Ringin Agung Suparno mengatakan, video tersebut hanya bagian dari sosialisasi bahwa desa tersebut ditutup selama Lebaran.
"Tidak sampai begitu, itu hanya sosialisasi bahwa jalan desa selama Lebaran ditutup sementara," kata Suparno saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/5/2020).
Suparno menceritakan, bermain meriam bambu telah menjadi tradisi warga Desa Ringin Agung.
Masyarakat menyalakan meriam bambu saat memasuki bulan Ramadhan sampai tujuh hari setelah Lebaran.
Setiap sore, puluhan pemuda akan menyalakan meriam bambu menjelang berbuka puasa.
"Sudah tradisi setiap bulan puasa, menjelang buka remaja di sini menyalakan meriam bambu," kata Suparno.
Perang meriam bambu biasanya diadakan di lingkungan Dukuh Ndasun.
Sebab, wilayah itu berada di pinggir sawah desa.
Sehingga kegiatan perang meriam bambu tak mengganggu aktivitas warga lain.
Menurutnya, tradisi perang meriam bambu telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
“Dulu kan belum ada petasan. Jadi membunyikan meriam bambu selain sebagai hiburan juga sebagai tanda berbuka puasa,” imbuhnya.