Berita Purbalingga
Kisah Guru Jumiati di Purbalingga, Datangi Siswa Satu-Satu hingga Jalan Kaki Lewati Perkebunan Nanas
Cerita Guru Jumiyatun di Purbalingga, Datangi Siswa Satu-Satu hingga Jalan Kaki di Perkebunan Nanas
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: yayan isro roziki
"Meski ada Whatsapp (WA) tidak semua metode pembelajaran bisa diterapkan melalui online. Setiap hari ada sembilan siswa yang saya datangi. Saya mulai pukul 09.00 dan selesai pukul 14.00. Ada yang harus jalan kaki, di tengah kebun nanas."
TRIBUNBANYUMAS.COM,PURBALINGGA - Menerapkan aktivitas belajar-mengajar yang efektif dari rumah selama pandemi corona tidak selalu mudah.
Terlebih, tak semua siswa di daerah memiliki akses teknologi komunikasi yang memadai.
Di Purbalingga, guru Jumiati rela mendatangi satu-satu siswanya di rumah masing-masing.
Bahkan, terkadang ia harus rela jalan kaki di tengah perkebunan nanas, lantaran rumah siswanya tersebut tak bisa diakses dengan kendaraan bermotor.
Jumiati merupakan seorang guru di SDN 04 Siwarak, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.
Dituturkan, selama masa pandemi virus corona, memang kegiatan di sekolah diliburkan.
Aktivitas belajar-mengajar diminta memanfaatkan kecanggihan teknologi komunikasi. Sehingga, materi pembelajaran bisa dilakukan secara daring (dalam jaringan, red) atau online.
• Kisah Guru Keliling Enam Kampung di Garut, Datangi Siswa Belajar di Rumah
• Jadwal Belajar dari Rumah Tayang di TVRI Kamis dan Jumat 30 April-1 Mei 2020, Simak Selengkapnya
• Kisah Pak Guru Avan Keliling Mengajar ke Rumah-rumah Siswanya Saat Pandemi Corona
• Tidak Belajar Dari Rumah, Tangan Siswa di Bojong Pekalongan Hampir Putus Terkena Ledakan Petasan
Namun persoalannya, kata dia, tidak semua siswa memiliki fasilitas atau akses untuk bisa belajar online secara lancar.
Di sisi lain, tak semua mata pelajaran bisa secara mudah dialihkan secara online.
Menurut dia, beberapa mata pelajaran tertentu akan lebih afdol bila dilakukan secara tatap muka.
Karena itu, Jumiyatun tergerak hatinya untuk tetap mendatangi rumah siswanya satu per satu.
"Meski ada Whatsapp (WA) tidak semua metode pembelajaran bisa diterapkan melalui online."
"Misal mengajari berhitung, membaca dan mengeja. Tidak bisa lewat WA harus praktik langsung," jelasnya saat dihubungi Tribunbanyumas.com, Kamis (30/4/2020).
Selain tidak bisa melalui WA, kata dia, banyak orangtua siswa yang kesulitan mengajari anaknya.
Oleh sebab itu dirinya diminta dengan hormat untuk mendatangi rumah siswa.