Puasa Ramadan
Ramadan Berbeda Karena Corona Tidak Hanya di Indonesia, Jepang, Arab, dan Amerika Begini Suasananya
Ramadan yang berbeda karena pandemi virus corona tidak hanya dirasakan di Indonesia.
Sekarang, hanya 20-40 orang jemaah yang terhubung secara online.
Para takmir masjid berharap jumlah jemaah bertambah saat Ramadhan ini.
Masjid ditutup sejak Maret 2020, hanya beberapa minggu sebelum Missouri mengeluarkan perintah tinggal di rumah.
Dokter di rumah sakit Universitas Missouri Mohannad Al-Sammaraie dan keluarganya berusaha menjalani Ramadhan tahun ini meski hanya di rumah.
Mereka membuat jadwal harian yang menugaskan satu orang untuk mengajar seluruh keluarga mengenai Islam.
Mengenai makanan, istri Al-Sammaraie, Eman, berbelanja ke pasar Arab 2 minggu sebelum Ramadhan.
• Simak Kriteria Pelanggaran Mudik yang Akan Didenda Rp 100 Juta
• Ketua DPRD Jateng Minta Warga Tutup Jalan Kampung Agar Tidak Digunakan Pemudik Hindari Penyekatan
• Viral Ketua RT Aniaya Warganya yang Menanyakan Bantuan Sosial, Begini Penjelasan Warga Sekitar
• Mabuk dan Plesetkan Lagu Rasulullah, Pemuda di Surabaya Merengek Setelah Ditangkap Polisi
Selain itu, dia juga membeli lewat aplikasi pengiriman bahan makanan untuk mendapatkan bahan makanan lainnya.
Untuk berbuka puasa, Al-Sammaraies berbuka puasa dengan air dan kurma, diikuti dengan sup lentil dan hidangan utama dengan nasi atau pasta.
Putrinya yang masih remaja, Rawan, terhubung dengan teman-temannya melalui aplikasi Zoom.
Mereka bertemu selama satu jam secara online tiga hari dalam seminggu.
Di sana mereka belajar tentang Islam dan bermain game seperti Pictionary bersama-sama.
Kuliah online soal keislaman juga akan diadakan oleh Islamic Center di New York University.
Takmir masjidnya, Imam Khalid Latif, sedang merencanakan kuliah online dan doa-doa yang disesuaikan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Muslim Berbagai Negara Menjalankan Puasa di Tengah Pandemi Virus Corona...",