Teror Virus Corona

Empat Sorotan IDI Terhadap Rumah Sakit yang Ditunjuk Pemerintah Atasi Corona

Beberapa rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani wabah virus Corona kini menjadi sorotan publik.

Editor: Rival Almanaf
(ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Petugas memindahkan mobil ambulans di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Kementerian Kesehatan menyatakan hingga Kamis 5 Maret ini ada 156 pasien dalam pengawasan virus corona yang tersebar di 35 rumah sakit di 23 provinsi, 2 diantaranya merupakan pasien positif corona yang masih dirawat di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc. 

Namun pelayanan konsultasi tidak diberlakukan selama 24 jam.

"Kami akan buka posko (konsultasi) untuk bertanya (soal Covid-19). Tapi karena kami juga harus menjaga kondisi SDM yang ada di rumah sakit, maka kami tetapkan posko itu tidak 24 jam," kata Rita

Angka Kematian Corona di Indonesia Tinggi, Malaysia, Singapura, Vietnam Nihil Korban, Fase Kritis?

4. IDI sebut banyak rumah sakit rujukan kurang fasilitas

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti kurangnya fasilitas dan kemampuan di beberapa rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk tangani pasien Covid-19.

IDI menilai kurangnya fasilitas tersebut juga menjadi masalah pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona.

"Nah problemnya memang dari awal kemampuan rumah sakit yang 131 untuk menampung perawatan Covid-19 dengan ruangan yang standar itu berapa kan belum ada," ucap Wakil Ketua Umum IDI, Muhammad Adib Khumaidi, saat dihubungi, Senin (16/3/2020).

Menurut Adib, rumah sakit yang sudah ditunjuk harus memenuhi fasilitas, yang di antaranya ruang isolasi, ICU, ruang perawatan, perlengkapan, dan standar ukuran ventilasi.

Jika beberapa rumah sakit yang ditunjuk ternyata tidak memenuhi standar pelayanan pasien Covid-19, maka hal tersebut juga akan berdampak pada pelayanan pasien.

Adib berharap, pemerintah bisa mendata ulang rumah sakit yang dianggap layak dari segi fasilitas sehingga dapat ditunjuk sebagai tempat rujukan resmi.

"Saya kira pemerintah harus menghitung kembali bahwa rumah sakit rujukan itu kemampuan dengan ruang isolasi standar, ruangan yang dengan perawatan ICU yang standar dan alat proteksi diri dengan sarana prasarana yang standar itu harus ada datanya," ujarnya.

5. Harus ada rumah sakit khusus tangani pasien Covid 19

Selain mengkritisi kurangnya fasilitas di rumah sakit pemerintah, Adib juga menyarankan pembangunan rumah sakit khusus.

Hal tersebut karena beberapa rumah sakit rujukan pemerintah untuk menangani pasien Covid-19 kurang memadai, mulai dari ruang isolasi yang melebihi kapasitas hingga ketersediaan alat proteksi diri yang juga minim.

"Kalau rumah sakitnya tidak mampu, pemerintah harus punya contigency planning untuk membuka rumah sakit khusus untuk perawatan (pasien Covid-19)," kata dia saat dihubungi.

Selain dapat membuat penanganan pasien Covid-19 lebih fokus, pasien di rumah sakit umum dengan penyakit ringan pun tidak akan bersinggungan dengan mereka yang sudah dinyatakan positif terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.

Dengan dibuatnya rumah sakit khusus tersebut, dia yakin para tenaga medis bisa bekerja maksimal guna melakukan porses penyembuhan pasien pengidap virus corona. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ironisnya Pelayanan di RS Rujukan untuk Pasien Covid-19...", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved