Berita Kebumen
Elyas Sayangkan Pemerintah Masih Minim Referensi Sejarah, Bukti Eks Pabrik Gula Prembun Kebumen
Masih di komplek eks pabrik gula Prembun, sebuah bangunan di SMP Negeri 1 Prembun ukuran sekira 20x20 meter tampak beda dengan gedung lain di sekitar.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
Bangunan itu pun sempat akan dirobohkan, namun gagal lantaran timbul gejolak dan aksi penolakan.
• PDIP Siapkan Roadshow 18 Kecamatan, Kenalkan Calon Bupati Purbalingga, Termasuk Wakilnya
• Konser Didi Kempot Ditunda, Sekda: Termasuk Seluruh Agenda Hari Jadi Kabupaten Cilacap
• Pandemik Virus Corona, Tiket KA Bakal Dikembalikan, Bila Ada Calon Penumpang Bersuhu Tinggi
Sayangnya, pihaknya kecolongan saat eks klinik pabrik gula terlanjur dibongkar atau diratakan untuk dibangun Puskesmas Pembantu Prembun.
"Untuk klinik kami kecolongan. Tahu-tahu sudah rata," katanya.
Elyas menyayangkan minimnya referensi soal riwayat pabrik gula Prembun.
Bahkan untuk menyebut tahun pendirian pun muncul beberapa versi.
Ada yang menyebut pabrik itu didirikan 1926.
Padahal, sumber lain menyebut pabrik itu didirikan jauh sebelumnya, pada 1891.
Ia menduga, 1926 sebagai tahun rehabilitasi bangunan atau lahirnya bangunan baru di eks pabrik gula.
Tahun berakhirnya operasional pabrik itu pun, menurut dia, ada yang menyebut 1933, bersamaan dengan krisis ekonomi dunia.
Tetapi versi lain menyebut pabrik itu tutup pada 1942.
Ia menyebut pabrik gula Prembun satu di antara pabrik terbesar di Jawa Tengah kala itu, dengan kapasitas produksi termasuk yang terbesar di bumi Nusantara.
Saat warga bersemangat melestarikan dan menelusuri sejarah Prembun dari eks pabrik gula, pemerintah justru melakukan hal sebaliknya.
Satu persatu bangunan peninggalan sejarah itu terancam diratakan.
Padahal peninggalan itu merupakan aset sejarah yang mestinya dilestarikan.
Demikian halnya bangunan di SMP Negeri 1 Prembun yang sudah direncanakan untuk dibongkar dan masuk lelang barang milik daerah tahun ini.