Teror Virus Corona
Siapapun Masuk Istana Wajib Diukur Suhu Tubuhnya, Termasuk Menteri Sebelum Ketemu Presiden
Mulai Senin (2/3/2020), Istana menerapkan pengukuran suhu tubuh bagi siapapun yang akan memasuki lingkungan Istana.
TRIBUNBANYUMAS.COM, JAKARTA - Pasca pengumuman resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi), dua warga Depok, Jawa Barat, diduga terjangkit virus corona, Istana Negara disterilisasi terkait kemungkinan masuknya virus tersebut.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menjelaskan, mulai Senin (2/3/2020), Istana menerapkan pengukuran suhu tubuh bagi siapapun yang akan memasuki lingkungan Istana.
"Jadi sejak diputuskan oleh Kepala Sekretariat Presiden, Danpaspampres, juga Sekretaris Militer, dilakukan pencegahan penyebaran virus corona di Istana yaitu dengan pengukuran suhu tubuh," ujarnya.
• Cerita Dosen Undip Ciptakan Masker Herbal, Diklaim Bisa Memfilter Polusi Udara
• Kisah Guru SLB di Semarang, Bikin Lukisan Berbahan Limbah Tutup Botol, Sejam Bisa Hasilkan 20 Karya
• BERITA LENGKAP - TKW Dirujuk ke RSUD Banyumas, Pulang dari Hongkong, Bupati Perintahkan Ini
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
Pengukuran suhu tubuh tersebut diberlakukan baik kepada pejabat (termasuk menteri), pegawai, juga tamu-tamu Presiden yang akan masuk ke lingkungan Istana.
"Untuk pejabat dan semua yang akan ke Istana, termasuk pegawai, paspampres, juga teman-teman wartawan. Semua yang masuk ke kompleks Istana akan diperiksa," ucap Bey.
Upaya pencegahan tersebut akan dijalankan setidaknya selama dua minggu ke depan sebagai bahan evaluasi.
Selain itu, pihak Istana juga akan memantau perkembangan wabah corona secara nasional untuk mempertimbangkan apakah upaya pencegahan tersebut dapat terus dilakukan.
Sementara itu, juru bicara untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto memastkan kondisi dua warga Indonesia yang positif terjangkit virus corona (Covid-19) dalam keadaan baik.
"Dua orang WNI kita yang confirmed positif, kondisinya bagus," kata Achmad Yurianto.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan ini resmi ditunjuk istana sebagai Juru Bicara (Jubir) untuk penanganan virus corona.
Ia menjelaskan, kedua pasien tersebut tak mengalami gejala sesak napas.
Sehingga tak diperlukan selang tabung oksigen untuk membantu pernapasan.
Bahkan, kedua pasien tak mengalami sesak napas sama sekali.
• Sandra Dewi Pamerkan Kemampuan Akting Raphael Moeis, Syuting Iklan Makanan
• Seorang Wanita Ketahuan Ngumpet di Kolong, Teman Pria Ikut Kebingungan Didatangi Satpol PP Kendal
• Dua Bule Asal Rusia Kehabisan Uang, Kapolsek Genuk Senang Lihat Mereka Lahap Makan Mie Rebus Telur
• Kepergok Jepret Celana Dalam Wanita, Remaja Mesum Ini Cuma Tersenyum, Foto Dihapus Seketika
"Tidak memerlukan infus karena memang tidak ada kedaruratan."
"Kemudian keluhan terakhir hanya masih batuk, tidak panas sama sekali. Ini yang kondisi fisiknya," ungkapnya.
Yurianto menambahkan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga pasien positif virus corona.
Pemeriksaan dilakukan terhadap kakak pasien dan seorang asisten rumah tangga keluarga tersebut.
"Kami tracking dan dua-duanya negatif," jelasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyatakan, segala bentuk pembiayaan perawatan pasien dan penanggulangan wabah virus corona ditanggung oleh negara."
Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/ Menkes / 2020.
Tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulannya.
Keputusan tersebut ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, di Jakarta, pada 4 Februari 2020.
"Segala bentuk pembiayaan dalam rangka upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud Diktum Kedua dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan."
"Pemerintah daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujarnya seperti dikutip dari keputusan menteri itu.
• Waspada Sore Hujan Petir di Purbalingga, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
• Awas Sore Hujan Petir di Banyumas, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
• Sore Hingga Malam Hujan di Cilacap, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
• Sore Hujan Petir di Banjarnegara, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta kepada masyarakat luas agar tidak panik saat mengetahui virus corona sudah masuk ke Indonesia.
Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi mengatakan virus corona ini merupakan masalah biasa.
"Jangan seakan-seakan kehilangan pegangan besok seakan-akan kiamat. Frustrasi kan," kata Muhyiddin.
Muhyiddin menyebut yang menjadi tak biasa dari virus corona adalah penyerangan virus tersebut jika menyerang paru-paru.
"Itu biasanya manusia tidak memiliki kesempatann yang lama untuk bertahan hidup. Tapi kalau stadium awal masih bisa diobati," ujarnya.
Muhyiddin menyinggung soal maraknya pembelian besar-besar stok barang pokok dan masker di beberapa sentra perdagangan.
Dirinya mempertanyakan hal tersebut karena menurutnya itu juga wujud dari kepanikan.
"Sebaiknya meningkatkan daya tubuh dan imunitas. Cuci tangan dengan sabun. Berperilaku yang sehat dan higenis."
"Jadi itu semua sesuai aturan main dalam agama dan juga cocok dengan cara untuk menghindari corona," pungkasnya.
Masker Langka
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jenderal Idham Azis mengambil tindakan terkait langkanya masker wajah.
Jokowi menyebut adanya dugaan penimbunan masker dan penjualan masker dengan harga fantastis.
"Kami juga sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang memanfaatkan momentum seperti ini dengan menimbun, masker terutama."
"Ini masker dan menjualnya lagi dengan harga yang sangat tinggi," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).
Jokowi menekankan sekali lagi kepada para pihak yang mencari kesempatan meraup untung besar dalam kondisi seperti ini,
"Hati-hati ini saya peringatkan," tegas dia. (*)
• Kisah Bobby Joseph Banting Setir, Pemain Sinetron Jadi Driver Ojol, Sering Dapat Penumpang Artis
• Hamil Duluan, Faktor Tingginya Permintaan Dispensasi Nikah di Cilacap
• Satu Pasien Terduga Suspect Corona, Bupati Banyumas: Seringlah Berwudhu, Minimal Cuci Tangan
• Kakak Beradik Hajar Muji Raharjo, Emosi Motornya Tersenggol, Tak Tahunya Korban Seorang Polisi