Berita Kesehatan
Cerita Dosen Undip Ciptakan Masker Herbal, Diklaim Bisa Memfilter Polusi Udara
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang menciptakan inovasi terbaru yang dinamakan masker herbal.
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) Semarang menciptakan inovasi terbaru yang dinamakan masker herbal.
Penemuan tersebut diklaim mampu menyempurnakan masker biasa dalam mengatasi masalah gangguan pernapasan yang disebabkan akibat polusi udara.
Ketua tim peneliti Dr dr Awal Prasetyo menjelaskan, penelitian ini didasarkan karena melihat kasus polusi udara di Indonesia yang sudah menjadi masalah nasional tahunan.
Di sisi lain keberadaan masker biasa yang selama ini ada di pasaran dinilai perlu ada penyempuranaan, atau diperkaya.
• BERITA LENGKAP - TKW Dirujuk ke RSUD Banyumas, Pulang dari Hongkong, Bupati Perintahkan Ini
• Tiga Desa di Kecamatan Jeruklegi Bakal Dilintasi Tol Pejagan-Cilacap, Exit Tol di Sumingkir
• Satu Pasien Terduga Suspect Corona, Bupati Banyumas: Seringlah Berwudhu, Minimal Cuci Tangan
• Hamil Duluan, Faktor Tingginya Permintaan Dispensasi Nikah di Cilacap
"Di Indonesia banyak kasus polusi udara, terutama saat musim kemarau, ada masalah kebakaran hutan dan lahan di Sumatera."
"Sejauhmana dampaknya bagi kesehatan memang belum ada penelitian."
"Namun bisa dipastikan bahwa polusi udara secara kesehatan mengganggu sistem pernapasan,” imbuhnya.
Setelah melalui rangkaian uji coba, masker herbal hasil penelitian ini bisa memfilter asap atau debu lebih baik dibanding masker biasa.
Subjek yang menjadi penelitiannya kala itu merupakan karyawan salah satu pabrik jeans di Bawen, Kabupaten Semarang.
Secara kasat mata masker herbal ini warna serta bentuknya sama seperti masker biasa.
Tetapi ketika dicium ada aroma herbal yang begitu terasa.
Menurutnya tak sedikit orang yang menggunakan masker biasa justru mengeluhkan pilek.
Ketika beralih menggunakan masker herbal, keluhan pilek tidak lagi muncul.
Sama seperti masker biasa, masker herbal ini efektif digunakan sekali pakai atau paling lama delapan jam.
"Indikasinya melihat dari dua parameter yaitu jalan napas dan fungsi paru."
• Sandra Dewi Pamerkan Kemampuan Akting Raphael Moeis, Syuting Iklan Makanan
• Kisah Guru SLB di Semarang, Bikin Lukisan Berbahan Limbah Tutup Botol, Sejam Bisa Hasilkan 20 Karya
• Awas Sore Hujan Petir di Banyumas, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
• Sore Hingga Malam Hujan di Cilacap, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
"Hasilnya masker herbal ini mempunyai kemampuan proteksi terhadap perbaikan atau efek patologi yang disebabkan karena bahan cat."
"Mengurangi risiko peradangan jalan napas atas. Masker dilapisi herbal ini selain dapat memfilter polusi juga mampu memblok kandungan beracun," imbuhnya.
Dijelaskannya, masker herbal ini pernah diseminarkan bekerjasama dengan Dinkes dan Disnakertrans Jawa Tengah di Undip Tembalang.
Saat ini sedang tahap pengembangan lebih lanjut dan dalam proses hak paten sebelum resmi dijual ke pasaran.
"Karena beberapa subjek menyebut bahwa baunya kalau dipakai lama-lama amis."
"Hal yang menjadi kekurangan ini akan kami sempurnakan lagi."
"Rencananya ditambahkan tanaman herbal berupa ekstrak bunga sepatu untuk mengurangi bau tidak enak saat dipakai lama,” ujarnya.
Dr dr Awal Prasetyo menambahkan, bahan baku utama masker herbal ini adalah ekstrak paku pedang.
Ketersediaannya saat ini sangat banyak dan tumbuh di pinggir sungai atau sepanjang Bandungan.
Penelitian ini menggandeng kerjasama dengan pabrik pembuat masker di daerah Surabaya dan didanai oleh Undip.
Beranggotakan lima orang lainnya yaitu Arlita Leniseptaria Antari, dr Ika Pawitra Miranti, Dr dr Udadi Sadhana, Dr Khairul Anam, dan Resti Ariani. (*)
• Sore Hujan Petir di Banjarnegara, Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 4 Maret 2020
• Kisah Bobby Joseph Banting Setir, Pemain Sinetron Jadi Driver Ojol, Sering Dapat Penumpang Artis
• Seorang Wanita Ketahuan Ngumpet di Kolong, Teman Pria Ikut Kebingungan Didatangi Satpol PP Kendal
• Kakak Beradik Hajar Muji Raharjo, Emosi Motornya Tersenggol, Tak Tahunya Korban Seorang Polisi