Berita Internasional

Kisah Iwan Putra TKI Ilegal yang Hilang Sejak Usia 6 Tahun, Begini Reaksinya Saat Bertemu Ibu

Seorang pemuda keturunan Indonesia yang hidup tanpa identitas kewarganegaraan di Malaysia terpisah dengan ibu kandung sejak umur sekitar enam tahun.

Editor: Rival Almanaf
(BBC News)
Hana Beddong (kiri) menangis setelah bertemu lagi dengan Iwan, anak kandungnya yang menjadi WNI tanpa identitas di Malaysia, setelah terpisah 15 tahun lamanya. 

Adapun Hana kembali bekerja di Malaysia untuk menafkahi Iwan serta kakaknya.

Tak lama kemudian, Iwan diambil oleh bapaknya yang sudah bercerai dengan Hana, dan sudah pula pulang ke Indonesia dari Malaysia.

Di usia 12 tahun, Iwan dibawa oleh seorang calo bersama bapaknya ke Malaysia untuk bekerja melalui jalur tidak resmi dan tanpa selembar dokumen yang menunjukkan identitasnya.

Mereka bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit di Sandakan, Sabah.

Dalam hitungan beberapa bulan saja, Iwan melarikan diri dari bapaknya, lantaran berdasarkan penuturannya, ia kerap "dipukuli".

Ia mengaku kadang-kadang bertindak nakal ketika masih anak-anak.

Dari satu ladang ke ladang lainnya, Iwan bekerja tanpa bayaran memadai, sebab tak punya izin kerja dan paspor.

Ia pun kehilangan kontak dengan semua anggota keluarga dan tidak ingat alamat mereka di Indonesia maupun lokasi ibunya di Malaysia.

Bagaimanapun, Iwan, dengan bantuan seorang teman, telah berusaha mencari keluarganya dengan cara menyisir media sosial walaupun tidak berhasil.

"Saya mencari-cari di Facebook tapi belum dapat juga. Yang saya cari adalah abang saya. Namanya Awi. Itu yang saya cari. Saya tahu namanya dan tahu mukanya," tuturnya.

Ditambahkan bahwa ia dan Awi mirip bahkan sampai dibilang sebagai anak kembar.

Pihak keluarga juga mencari-carinya tetapi hasilnya nihil.

Hana, misalnya menelpon mantan mertuanya untuk menanyakan apakah mempunyai nomer kontak Iwan, tetapi jawabannya tidak.

"Ketika sembahyang, saya selalu doakan semoga kita bertemu kembali. Dalam hatiku, hidupkah atau matikah anakku? Tapi hatiku, macam ia belum mati, pasal dalam mimpi terasa anak ini masih ada," ungkap Hana dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, sehari sebelum menemui putranya.

Tak disangka, sang anak masih berada di satu negara bagian dengannya, meskipun dipisahkan oleh jarak sepanjang laluan lebih dari 600 km.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved