Teror Penyayatan di JPO, Korban Sadar Leher Luka Setelah Diberitahu Pengojek, Polisi Ungkap Pelaku
Kendati tak melihat jelas wajah pelaku, NA memastikan pelaku yang melukainya adalah seorang wanita dengan usia sekitar 30 tahun
"Pas saya lewatin dia biasa aja. Tapi pas saya jalan ke tangga, dia deketin saya dan nepok leher saya. Karena tiba-tiba ada yang nepak gitu kan saya kaget, teriak dan langsung lari ke bawah," kata NA.
Pelaku Cuek
Di sela ia berlari ke bawah JPO, NA sempat menoleh ke arah wanita tersebut yang telah menepuk lehernya.
Sepenglihatannya, wanita tersebut berperilaku cuek seolah tak terjadi apa-apa dan tetap bertahan di atas JPO.
"Dia enggak kabur, mukanya juga biasa saja. Justru saya yang kabur karena saya shok, kalau dia tetap disitu. Tapi pas saya selesai diobati, saya kan keluar apartemen mau ke rumah sakit, nah dia udah enggak ada," papar NA.
NA mengaku dirinya baru sadar bahwa lehernya terluka saat diberitahu para pengendara ojek online yang berkumpul di bawah JPO.
Sebab, saat ditepuk pelaku, ia sama sekali tak merasa sakit.
"Pas sampai di bawah baru ada ojol yang samperin saya nanya kenapa tuh lehernya berdarah. Pas saya pegang memang berdarah langsung aja masuk apartemen untuk diobati sementara," kata NA.
Akibat kejadian tersebut, leher NA terluka sobek cukup serius. Kendati tak sampai dijahit, ia harus dilarikan ke rumah sakit.
Melihat luka di leher NA, menurut dokter yang memeriksanya, benda tajam yang digunakan pelaku yakni sejenis silet.
Heran
NA mengaku heran atas kasus yang dialaminya. Pasalnya, selama ini ia mengaku tak memiliki musuh atau pun masalah dengan siapapun.
"Saya enggak pernah ada masalah. Makanya heran juga motifnya apa karena dua tahun saya lewat situ aman-aman aja. Paling ada pengemis atau gelandangan, tapi itu juga enggak pernah mengganggu," kata NA.
NA memang setiap harinya melintas di JPO Olimo yang berada tak jauh dari apartemennya untuk naik dan turun TransJakarta.
Selain itu, yang terasa janggal dalam kasus ini, pelaku tak mengambil apapun barang berharga milik korban.