Video Keren, Ada Sekolah Warga Paradesa Cilacap

sekolah warga paradesa di kroya cilacap, adalah wadah berbagi ilmu bagi para warga desa. bukan seperti sekolah formal seperti umumnya.

Maka dari itu, dia tidak merasa keberatan meminjamkan mobilnya.

Perlu dicatat, persediaan mobilnya juga lengkap. Ada mobil matik dan manual.

Selain meminjamkan mobil, Ad juga turut menjadi pengajar. Menurut dia, sesi pengajaran dibagi per bagian.
Ada pengajar yang khusus menerangkan bagian alat-alat mobil. Ada juga yang mengajar khusus bagian tata cara parkir mobik.

Ada juga yang khusus mengajar menyetir, berkeliling memutari lapangan.

Semula, kelas setir mobil gratis ini dianggap biasa saja oleh warga sekitar. Bahkan, banyak tidak percaya.

Namun, lambat laun, sekolah setir ini bisa menyiapkan calon-calon sopir andal yang bisa bekerja dengan baik dan profesional.
Bagas (18) sudah dua kali ikut kelas setir. Dia merasakan betul manfaat dari sekolah setir gratis ini.

"Dari dulu ingin bisa nyetir tapi tidak pernah kesampaian," kata laki-laki yang bekerja di toko sembako.

Dengan mengikuti kelas sopir ini, dia berencana akan menjalani profesi sopir truk. Kelas seperti ini, kata Bagas, bisa membuka jalan orang-orang mendapatkan pekerjaan di bidang sopir.

Kendati ada peserta yang mengikuti kelas ini untuk persiapan memasuki dunia kerja. Ada juga peserta yang mengikuti kelas ini untuk jaga-jaga saja kalau suatu saat dibutuhkan.
Risqi (25) menceritakan, keikutertaan di kelas setir ini sebagai bekal persiapan kalau sewaktu-waktu ada kesempatan menyetir mobil sendiri atau mobil teman.

Ia yakin, keahlian dari mengikuti kelas setir di Sekolah Warga Paradesa kelak bisa berguna, dan tentunya bermanfaat.

"Saya baru sekali ini saja ikut kelas setir," kata laki-laki yang baru saja lulus dari kampus swasta di Purwokerto.

Kuncinya Paseduluran

Kembali, Sutriyono menyampaikan, Sekolah Warga Paradesa dibuat untuk berbagi ilmu atau bertukar keahlian apa pun kepada semua orang dengan semangat berbagi dan gotong-royong.
"Jadi kita ingin menerapkan lagi tradisi leluhur kita yang mengatasi segala hal dengan cara gotong-royong. Tidak semua bidang itu diakses dengan uang," jawabnya.

Sutriyono menyatakan Sekolah Warga Paradesa terbuka kepada siapa saja. Tidak dipungut biaya.

"Syaratnya cuma satu, mau diajak paseduluran," pungkasnya. (yun)

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved