Kehabisan Uang Setelah Berlibur, 6 ABG Ini Nekat Jual Diri. Tarifnya Rp300 Ribu - Rp600 Ribu

Bingung kehabisan uang setelah liburan, 6 ABG di Banjarbaru Kalsel nekat menjual diri. Mereka memasang tarif kencan antara Rp300.000 - Rp600.000.

Istimewa/Humas Polres Banjarbaru
Keenam orang diamankan oleh Satuan Sabhara Polres Banjarbaru, yang dipimpin Aiptu Isman, berinisial, Rr, ST, DL, dan MY, juga dua laki-laki AB dan CD. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARBARU - Mengaku kehabisan uang setelah beberapa saat liburan, enam anak baru gede (ABG) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, nekat terjun ke dalam bisnis prostitusi.

Mereka menjajakan diri melalui aplikasi media sosial (medsos) MiCh** dan kemudian transaksinya berlanjut di aplikasi perpesanan Whats***.

Keenam ABG tesebut terdiri dari dua laki-laki dan empat perempuan. Mereka: Rr, ST, DL, dan MY, dan dua laki-laki AB dan CD. 

Praktik prostitusi online di Banjarbaru terungkap berawal dari laporan warga di Aplikasi Siharat.

Petugas kepolisian kemudian melakukan razia terhadap kamar hotel yang ditempati sejumlah ABG itu, Kamis (23/1/2020) malam kemarin.

Dari kamar yang disewa mereka, petugas juga menemukan barang bukti alat kontrasepsi yang disimpan para pelaku.

Diduga kuat habis dipakai oleh mereka dalam menjalankan bisnis prostitusi.

Kapolres Banjarbaru, AKBP Doni Hadi Santoso melalui Kasat Sabhara, AKP Supri menjelaskan petugas bergerak ke lokasi setelah adanya laporan dari Siharat.

"Dugaan kasus prostitusi online ini merupakan yang ketiga kalinya pada bulan Januari 2020 ini.

Dari laporan di Hotel Melati di Jalan Angkasa Landasan Ulin dicurigai ada praktik prostitusi online.

Lalu petugas ke lokasi dan benar adanya laporan itu. Dari keenamnya, paling tua baru berumur 22 tahun, parahnya dua orang di antaranya masih di bawah umur," kata Supri, Jumat (24/1/2020) pagi.

Terungkap, para ABG dalam jaringan bisnis prostitusi online ini semuanya dari luar daerah.

"Mereka (ABG) dari Kapuas Kalteng. Mereka mengaku memang sengaja melakukan praktik prostitusi online di Banjarbaru menunggu pelanggannya di hotel ini," katanya.

Dari hasil interogasi, para pelaku mengaku terpaksa berbisnis haram dengan membuka open booking di aplikasi online di Banjarbaru karena kehabisan uang.

"Mereka mengaku usai berlibur di pantai di wilayah Kabupaten Tanahlaut, kehabisan uang lalu menjalankan praktik itu," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved