Kisah Guru Yuliana, Sejak 1992 Bertaruh Nyawa Menerjang Arus Banjir demi Mengajar Siswanya

Yuliana, pendidik di SDN 3 Bandar Agung, Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, rela menerobos banjir demi dapat mengajar

facebook/tugiadr
Yuliana, guru SDN 3 Bandar Agung, Lampung Utara nekat menerjang banjir setinggi dada untuk pergi mengajar. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, LAMPUNG – Seorang guru sekolah dasar (SD) di Lampung, rela bertaruh nyawa menerobos banjir, demi dapat pergi ke sekolah, mengajar.

Adalah Yuliana, pendidik di SDN 3 Bandar Agung, Muara Sungkai, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

Untuk pergi ke tempatnya mengajar, Yuliana harus menerobos derasnya arus banjir yang setinggi dada orang dewasa.

Hari masih teramat pagi. Matahari belum muncul, Yuliana sudah bersiap pergi. Pakaian dinas harian warna cokelat dan sepatu pantofel.

13.061 Peserta akan Bersaing Memperebutkan 815 Kursi CPNS di Cilacap, Berikut Rinciannya

Cekcok Soal Ongkos, Sopir Taksi Online Dibunuh Penumpangnya, Jasad Korban Dibuang ke Jalan Raya

Sumber Virus Corona Diduga dari Pasar Seafood Huanan China. Kuliner Ekstrem Apa Saja yang Dijual?

Cerita Wanita di Ungaran, Hidup Sendiri Rambut Jadi Sarang Tikus, Minta Keramas pakai Sampo Hitam

Dia merapikan tepian jilbab berwarna merah muda yang dikenakannya. Tas jinjing warna hitam disampirkan di bahu.

Baru hendak melangkah, Yuliana mendengar panggilan suaminya, Gunawan dari dalam rumah.  “Sudahlah, Bu, izin aja, libur ngajar dulu hari ini. Pasti banjir lagi, semalam (hujan) deras,” kata Gunawan.

Yuliana, guru SDN 3 Bandar Agung, Lampung Utara nekat menerjang banjir setinggi dada untuk pergi mengajar.
Yuliana, guru SDN 3 Bandar Agung, Lampung Utara nekat menerjang banjir setinggi dada untuk pergi mengajar. (facebook/tugiad)

Cuaca pagi itu, Rabu (22/1/2020), di Kampung Bandar Agung, Kecamatan Muara Sungkai gerimis rintik-rintik. Malam sebelumnya, hujan deras mengguyur kampung di Kabupaten Lampung Utara itu.

“Namanya suami ya begitu, mana tega melihat istrinya kesusahan. Biasanya dia (Gunawan) nyuruh libur dulu, kalau hujan deras, karena sudah pasti banjir di jalan arah ke sekolah,” kata Yuliana saat ditelepon, Kamis (24/1/2020) siang.

Jadwal dan Lokasi Tes SKD CPNS Kabupaten Banyumas, Berikut Minimal Nilai yang Harus Dicapai

Bukan sekali dua kali Yuliana harus menerobos banjir untuk pergi ke sekolah tempatnya mengajar sejak 1992 itu. Pilihan untuk jalan kaki dan menerjang banjir itu dia anggap jauh lebih aman daripada harus menggunakan sepeda motor melewati jalan umum.

Melalui jalan kabupaten itu, kata Yuliana, justru lebih lama, karena harus memutar dan kendaraan berjalan merayap. “Jalannya itu, bukan rusak, tapi hancur, lubang di mana-mana. Kalau hujan pasti licin. Bahaya,” kata Yuliana.

Tak ada pilihan, dengan pertimbangan keselamatan, Yuliana pun nekat menerjang banjir sejauh 3 kilometer menuju perbatasan kampung dimana SD 3 Bandar Agung berlokasi.

“Saya bawa baju ganti,” kata Yuliana. Yuliana mengakui, tidak mudah berjalan di lokasi banjir, terlebih kontur tanah adalah perkebunan dan agak berlumpur.

Berikut Informasi Lokasi dan Waktu Tes SKD CPNS Pemkab Cilacap

Tiga Negara di Asia Tenggara Sudah Terjangkit Virus Corona, Mana yang Paling Dekat Indonesia?

Musim Hujan, Petani di Gombong Kebumen Justru Tak Tahu kapan Menanam Padi, Ini Sebabnya

Uniknya Penataan Makam Kaliputih Purwokerto, Dulu Sering Buat Nongkrong dan Minum-minum

Yuliana pun pernah beberapa kali terjatuh sampai seluruh isi tasnya basah. “Mau bagaimana lagi, namanya tugas, Mas. Ya, dijalanin aja,” kata Yuliana.

Meski kondisi seperti itu, Yuliana tidak menginginkan bantuan perahu karet.

Dia mau pemerintah daerah menimbun dan memperbaiki jalan umum yang hancur itu. “Harusnya ditimbun, agar lebih tinggi dari pinggiran.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved