Jalan Baru di Banyumas Itu Bernama Ahmad Dahlan, Begini Cerita di Balik Nama
Bupati Banyumas bersama dengan ketua PP Muhammadiyah Prof Haedar Nasir dan Rektor UMP Dr Anjar Nugroho meresmikan Jalan KH Ahmad Dahlan pada.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rival Almanaf
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Bupati Banyumas bersama dengan ketua PP Muhammadiyah Prof Haedar Nasir dan Rektor UMP Dr Anjar Nugroho meresmikan Jalan KH Ahmad Dahlan pada, Minggu (19/1/2020).
Jalan KH Ahmad Dahlan adalah nama jalan yang berada perempatan Dukuh Waluh Purwokerto.
Rektor UMP mengatakan pemberian nama tersebut sudah berdasarkan naskah akademik yang disusun oleh tim dari UMP.
Dalam sambutannya Bupati Banyumas, bangga dengan pemberian nama jalan KH Ahmad Dahlan.
• Keren, Bupati Banyumas Menciptakan Mesin Pencacah dan Pemilah Sampah, Begini Cara Kerjanya
• Berikut jadwal empat film yang akan diputar di Dakota Cinema Cilacap
"Saya sangat mendukung, karena ini adalah bentuk penghormatan."
"Ini bisa menjadi teladan kepada masyarakat bahwa orang itu berguna pasti akan dihargai salah satunya adalah dengan dijadikan sebagai nama jalan," katanya.
"Kalau sudah keluar SK pasti selamanya bernama Jalan KH Ahmad Dahlan," imbuhnya.
Selain meresmikan Jalan Ahmad Dahlan bupati juga dijadwalkan meresmikan Jalan Hasyim Ashari.
Sementara itu Ketua PP Muhammadiyah, Haidar Nasir mengatakan jika nama Ahmad Dahlan bukan hanya milik Muhammadiyah tetapi milik Bangsa Indonesia.
• 35 Ribu Masyarakat Purbalingga Belum Mendapatkan E-KTP
• Ibu Ini Gadaikan Bayinya Karena Butuh Uang, Saat Ditanya Suami Ia Bilang Diculik
"Begitupun dengan Kyai Hasyim Ashari, kedua orang tersebut diberi gelar pahlawan. Bahwa ini adalah tokoh umat dan tokoh bangsa," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (19/1/2020).
Haidar menambahkan jika saat ini masih banyak tokoh-tokoh pahlawan yang justru tidak dijadikan nama jalan.
"Nama-nama tokoh yang lama masih jarang, mestinya pemerintah seperti bupati Banyumas ini yang pro aktif, ganti saja nama jalan seperti kayu apa buah jadi nama tokoh, karena simbolik itu penting," imbuhnya. (Tribunbanyumas/jti)