BREAKING NEWS: Raja dan Ratu Diamankan, Polisi Geledah Keraton Agung Sejagat Purworejo

Polres Purworejo mengamankan raja dan ratu Keraton Agung Sejagat. Keduanya kemudian dimintai keterangan di Maporles setempat

TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati
Petugas Polres Purworejo menggeledah dan membawa sejumlah barang dari Keraton Agung Sejagat (KAS). 

Pada batu itu terdapat pula logo ukiran simbol siang atau malam, hitam atau putih, atau juga sperma, yang melambangkan kehidupan.

Surat Kematian Lina Nihil, Mengapa Dokter Tak Bisa Diagnosis Penyebab Mantan Istri Sule Meninggal?

Tujuh Kalapas Nusakambangan Dimutasi, Berikut Nama-namanya

Ada pula gambar simbol dua macan sebagai simbol penjaga serta ukiran empat penjuru mata angin, dan logo kerajaan Majapahit.

Pada bagian bawah batu ada gambar baruna naga yang artinya lautan.

Dia sebelum ikut menjadi punggawa atau anggota KAS memang berprofesi sebagai tukang relief yang sering membuat pahatan.

"Saya kerja serabutan, tapi kanjeng Sinuhun yang meminta saya membuatkan ukiran ini sehingga saya membuat, soal design berasal dari Sinuhun itu sendiri," ungkapnya.

Warga sekitar Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo saat melihat batu besar yang dianggap sebagai prasasti Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Senin (13/1/2020).
Warga sekitar Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo saat melihat batu besar yang dianggap sebagai prasasti Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Senin (13/1/2020). (Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati)

Dibungkus Kain Putih

Batu tersebut memiliki ukiran tulisan Jawa.

Namun demikian, keberadaan batu besar membuat sejumlah warga merasa takut dan heran sekaligus penasaran.

"Batu besar kala itu datang sekira pukul 03.00 WIB pagi.

Saya melihat ternyata sudah dibungkus kain kafan (kain putih) seperti kain mori," ujar Sumarni, Senin (13/1/2020).

Di sekitar batu itu tidak lupa ada berbagai macam sesaji dan dupa-dupa.

Bak Sinetron, Ini Kronologi Kembar Nadya dan Nabila Bertemu, Awalnya Keluarga Tak Mau Jujur

Alasan Zuraida Bunuh Hakim Jamaluddin Suaminya di Ranjang Terungkap: Kalau Bukan Dia, Saya yang Mati

Selain itu, para pengikut pada waktu Subuh sudah hadir dan menghadap ke selatan seperti seakan memuja batu besar tersebut.

"Otomatis anak-anak kecil yang pada melihat merasa ngeri saat itu, bahkan membuat anak-anak malam harinya yang biasanya berangkat mengaji merasa takut dan tidak mengaji," imbuhnya.

Ketika ditanya kenapa anak-anak itu hanya bisa menjawab takut dan menganggap batu itu hidup.

Karena menyita perhatian, Sumarni (56) akhirnya sempat menegur dan meminta menurunkan kain kafan tersebut.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved