Pengakuan Marfungah, Ibu Bocah Rambut Gimbal yang Maksa Dicukur Jokowi, Akan Jalankan Saran Sesepuh
Konon, permintaan bocah gembel sebelum dicukur wajib dipenuhi jika tak ingin rambut gembel tumbuh lagi
TRIBUNBANYUMAS.COM, WONOSOBO - Fenomena anak berambut gimbal di dataran tinggi Dieng memang selalu menarik perhatian.
Tradisi itu bahkan jadi even andalan pada Dieng Culture Festival (DCF) yang mampu menghadirkan ratusan ribu wisatawan.
Di antara yang paling menarik perhatian dari tradisi itu adalah keluarnya permintaan dari sang bocah yang unik dan tak jarang nyeleneh.
Konon, permintaan bocah gembel sebelum dicukur wajib dipenuhi jika tak ingin rambut gembel tumbuh lagi.
Tetapi permintaan bocah berambut gimbal asal Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengan Wonosobo ini lain dari biasa.
Ia tidak minta barang seperti permintaan anak gembel lain pada umumnya. Farida meminta Jokowi datang untuk mencukur rambutnya.

Farida bahkan ngotot tidak ingin dicukur siapapun, bahkan tukang cukur terkenal sekalipun, kecuali Jokowi yang namanya sering ia sebut.
Meski berambut gembel, Farida menjalani hari-harinya seperti biasa, seperti anak-anak pada umumnya.
"Cuma anaknya aktif, kalau minta sesuatu harus keturutan,"katanya
Marfungah menyadari putrinya berambut gimbal saat berusia 2 tahun.
Pertumbuhan rambut gimbal Farida bermula dari gejala demam tinggi.
Ia melihat ada hal yang janggal pada pertumbuhan rambut anaknya.
Ada sebagian rambut yang merapat atau lengket menyerupai gembel.
Padahal, karakter rambut asli anak itu lembut dan lurus.
Marfungah sempat berusaha menyisir rambut gembel itu agar lurus kembali.
Tetapi badan anaknya justru panas lagi. Ia lantas membiarkannya seperti saran orang-orang di sekitarnya.
Rambut gembel bukan hal aneh bagi Marfungah.
Ia sendiri sewaktu kecil ternyata juga berambut gembel.
Demikian halnya ibunya atau nenek dari Farida yang pernah gembel waktu kecil.
Tetapi gembel mereka hilang usai dicukur yang tentunya dengan serangkaian ritual.
"Saya dulu juga gembel pas umur 4 tahun, ibu saya juga, sekarang anak saya,"katanya
Marfungah tidak tahu bagaimana gembel itu bisa tumbuh di kepala anggota keluarganya.
Ia sendiri mengaku bukan keturunan warga Dieng yang konon anak turun Kiai Kolodete.
Marfungah juga tak pernah mendapatkan penjelasan medis perihal tumbuhnya rambut gembel pada anaknya.
Dokter hanya mendiagnosa Farida menderita tipes hingga dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Di luar itu, ia hanya mendengar mitos bahwa anak berambut gembel adalah titisan Kiai Kolodete, leluhur warga Dieng.
Selebihnya, ia ikut percaya, permintaan anak gembel harus dipenuhi agar rambut gimbalnya tak tumbuh lagi.
Jika anak gembel siap untuk dicukur, ia biasanya akan mengajukan permintaannya ke orang tua.
Entah mengapa, saat melihat Jokowi di televisi, beberapa bulan setelah rambut gembelnya tumbuh, Farida begitu antusias.
Anak itu langsung menyampaikan keinginannya ke Marfungah untuk dicukur Jokowi.
Permintaan itu terus diulang anak itu kemudian hari. Ia juga meminta uang sejuta dari mbah Abu.
Tetapi ia mendapat saran dari sesepuh desa agar mengulang pertanyaannya lagi pada hari lahir putrinya itu.
Jika memang itu permintaan Kiai Kolodete, kata dia, Farida tidak akan mengubah pendiriannya.
"Nanti pas wetonnya, disuruh bawa ke latar terus ditanya lagi maunya apa," katanya. (*)