Pohon Natal di Gereja Katedral Purwokerto dari 2.000 Botol Ecobrick, Refleksi Pertaubatan Ekologis

Ketinggian pohon natal ecobrick tersebut kurang lebih adalah 6 meter dengan diameter 4 meter

Editor: muslimah

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Perayaan Natal 2019 sebentar lagi, salah satu yang tidak pernah dilewatkan adalah pernak-pernik kemeriahannya.

Seperti misalnya saja membuat dan menghias pohon natal.

Jika bisanya pohon natal identik dengan daun-daun yang hijau dengan lampu-lampu menarik mata.

Maka ada satu pohon natal di Purwokerto yang lain dari pada yang lain, yaitu pohon natal yang terbuat dari tumpukan 2.000 botol ecobrick.

Pohon natal ecobrick itu berada di halaman depan Gereja Katolik Katedral Purwokerto.

Ketinggian pohon natal ecobrick tersebut kurang lebih adalah 6 meter dengan diameter 4 meter.

Botol ecobrick yang digunakan adalah botol bekas air mineral berukuran 600 ml.

Ide membuat pohon natal ecobrick adalah bermula dari rasa keprihatinan terhadap lingkungan hidup.

"Bumi ini semakin panas akibat dilakukan oleh ulah manusia.

Terutama adanya pencemaran sampah plastik," ujar Pastor Kepala Paroki Katedral Kristus Raja, Romo Parjono kepada Tribunjateng.com, Jumat (20/12/2019).

Bahkan yang lebih parahnya lagi adalah limbah itu tercampur dengan bahan-bahan makanan lain dan itu dimakan oleh manusia.

Rasa keprihatinan itu kemudian membuat umat kristiani Gereja Katedral menjadi sebuah kreasi nyata peduli lingkungan.

"Ini merupakan refleksi kami tentang pertaubatan ekologis, yang diajarkan mengelola sampah.

Oleh karena itu kita membuat pohon natal atau pohon terang dengan menggunakan bahan sampah plastik," imbuhnya.

Mengumpulkan sebanyak 3.000 botol ecobrick tidaklah mudah.

Pohon natal ecobrick yang berada di halaman depan Gereja Katolik Katedral Purwokerto, pada Jumat (20/12/2019).
Pohon natal ecobrick yang berada di halaman depan Gereja Katolik Katedral Purwokerto, pada Jumat (20/12/2019). (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

Setidaknya setiap keluarga menyediakan 3 botol ecobrick.

Namun demikian, masing-masing warga dibebaskan mengumpulkan ecobrick sebanyak-banyaknya.

Satu lingkungan itu sendiri kurang lebih ada 50 KK.

Kalau masing-masing KK membawa 3 botol berarti sudah terkumpul setidaknya 150 botol.

Jika dikalikan dengan 20 lingkungan maka total bisa mencapai 3.000 botol.

Total KK jamaah Gereja Katedral Purwokerto sendiri ada sekitar 1.300-an.

Sedangkan jumlah umatnya bisa mencapai 4.500 orang.

Sementara itu, Ketua Panitia Natal gereja Katedral Purwokerto, Ignatius Heru Santoso mengatakan jika agar pohon natal itu terbentuk sempurna, setidaknya membutuhkan sekitar 2.000 botol ecobrick.

Sisanya akan digunakan untuk membuat berbagai hiasan tambahan lainnya.

Rata-rata berat satu botol ekobrick adalah 200 gram.

Jika dikalikan dengan 3.000 botol, maka berat sampah plastik dalam bentuk pohon natal itu bisa mencapai 6 kwintal atau 600 kg.

Heru bercerita jika target rampung pengerjaan pohon natal dari ecobrick adalah sekitar 23 Desember 2019.

Rangka pohon natal sudah dibuat sejak awal November.

Pohon natal ecobrick yang berada di halaman depan Gereja Katolik Katedral Purwokerto, pada Jumat (20/12/2019).
Pohon natal ecobrick yang berada di halaman depan Gereja Katolik Katedral Purwokerto, pada Jumat (20/12/2019). (Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati)

"Kesulitannya tidak terlalu, karena melibatkan arsitek, sipil, dan seniman dalam membuat ragangannya yang juga berasal dari rekan-rekan sendiri," katanya.

Rencananya setelah selesai Natal pohon natal itu akan dimanfaatkan kembali dalam bentuk lain seperti kursi atau sofa. (Tribunjateng/jti)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved