Berita Blora

Video Bullying di SMP N 1 Blora Viral, Ternyata Direkam Siswa, Pihak Sekolah Merasa Kecolongan

viral kasus perundungan atau bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Blora, Jumat (7/11/2025) lalu.

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Rustam Aji
tribun jateng/m iqbal
BERI PERNYATAAN - Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, saat ditemui Senin (10/11/2025). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BLORA - Heboh viral kasus perundungan atau bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Blora, Jumat (7/11/2025) lalu.

Video berdurasi 25 detik itu, seorang siswa berseragam olahraga dipukul dan ditendang berkali-kali oleh seorang siswa berseragam Pramuka.

Korban berusaha melindungi kepalanya, dengan kedua tangannya. 

Mirisnya, dalam kejadian itu, siswa lainnya hanya tampak menonton tak ada upaya melerai saat kasus perundungan itu berlangsung.

Lebih menyedihkan lagi, sebagian siswa malah terlihat memprovokasi, dan tidak ada yang berusaha melerai.

Padahal, menurut Kepala SMP Negeri 1 Blora, Ainur Rofiq, penggunaan ponsel di lingkungan sekolah telah diatur dengan ketat.

Karena itu, pihak sekolah merasa kecolongan. 

Pertama kecolongan masih adanya kasus perundungan di lingkungan sekolah. 

Baca juga: Diduga Mengantuk, Yuliati Kehilangan Konsentrasi dan Tabrak Taman Median Jalan di Kendal

Kedua kecolongan terkait siswa yang menggunakan HP pada saat bukan proses pembelajaran.

"Di sekolah itu aturannya tidak boleh membawa HP, kecuali saat ada pembelajaran. Jadi saat pembelajaran, memang anak disuruh bawa HP, tetapi HP itu dikumpulkan. Jadi pagi itu dikumpulkan, ada tempat boksnya, setiap kelas itu punya boks. Pagi dikumpulkan kemudian nanti pada saat pembelajaran HP  di boks diambil, kemudian dibagi ke siswa dipakai pembelajaran, kemudian setelah pembelajaran ditarik kembali," bebernya,saat ditemui, Senin (10/11/2025).

Atas kejadian itu, pihaknya berkomitmen akan memperketat lagi pengawasan soal penggunaan HP di sekolah.

"Ke depan akan diperketat lagi, untuk sementara pembelajaran tanpa menggunakan HP."

"Tetapi kalau memang urgent baru nanti boleh bawa HP. Soalnya, dalam pembelajaran mendalam itu ada pemanfaatan digital, sehingga nanti kalau benar-benar urgent saja diperbolehkan membawa HP," jelasnya.

Baca juga: Geger! Pria di Wonosobo Ditemukan Tewas Tergantung di Jemuran Kost

Lebih lanjut, Ainur Rofiq, membenarkan kasus bullying itu terjadi di sekolah yang ia pimpin.

Kejadian kasus perundungan itu terjadi pada hari Jumat (7/11/2025). 

"Untuk peristiwanya itu terjadi pada hari Jumat tanggal 7 November di kamar mandi sekolah, saat istirahat," jelasnya, Senin (10/11/2025).

Lebih lanjut, Rofiq menjelaskan kronologi kasus perundungan itu terjadi atas kesalahpahaman antarsiswa.

"Menurut keterangan yang kami himpun, itu asalnya adalah kesalahpahaman, tetapi sebenarnya itu sudah selesai. Hanya saja ada oknum dari teman-teman yang istilahnya memprovokasi atau ngompori," jelasnya.

Rofiq menyampaikan, untuk korban merupakan siswa kelas 8, pelaku siswa kelas 7, dan provokator siswa kelas 9.

Adapun akibat dari perundungan itu, korban dikabarkan mengalami luka benjolan di bagian belakang telinga.

Bahkan, atas kejadian itu sempat dilakukan visum pada korban.

"Memang tidak ada luka lecet, tapi ada sedikit benjolan. Kemarin itu orang tuanya (korban) sempat nelpon ke wali kelas, wali kelas laporan ke saya, korban sempat visum  tapi sampai saat ini saya juga belum tahu hasilnya, karena mohon maaf ya, kami masih fokus koordinasi untuk menangani masalah ini di sisi pelaku," jelasnya.

Menindaklanjuti kasus perundungan itu, Rofiq langsung bergerak cepat mengumpulkan siswa yang terlibat dalam kasus perundungan tersebut.

"Hari Sabtu saya langsung mengambil langkah-langkah untuk mengumpulkan semua siswa yang terdampak. Kemudian saya mempertemukan kedua orang tua baik dari korban maupun dari pelaku."

Baca juga: Kerangka Tim Terbentuk, Persak Kebumen Ajukan Stadion Sarwo Edhie Wibowo Jadi Homebase

"Kemudian saya koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dengan Dinas Sosial, dengan Kapolsek dan dengan Kapolres untuk penanganan lebih lanjut," terangnya.

Pihaknya meminta maaf atas kejadian perundungan yang terjadi di SMP Negeri 1 Blora.

"Saya mohon maaf sebagai pimpinan di SMP N 1 Blora, atas terjadinya peristiwa seperti itu. Saya sekali lagi mohon maaf," jelasnya.

Rofiq berjanji akan terus melakukan pendampingan pada korban, dan menjamin keamanan korban saat masuk sekolah kembali.

"Kemarin saya juga sudah membesarkan hatinya untuk tetap sekolah. Saya jamin keamanannya."

"Kami sudah koordinasi dengan dinas sosial dan dinas sosial sudah menyatakan siap untuk memberikan pendampingan," paparnya.(Iqs)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved